“Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan yang terdapat di dalam hadis Rasulullah di atas sangat menarik untuk kita renungkan, Beliau menyampaikan definisi tentang orang yang kuat, selintas orang yang kuat mungkin mereka tangguh secara fisik —badannya kekar karena sering berolah raga, kuat kerana mampu bekerja dari pagi sampai malam, kuat tahan banting karena sering latihan karate, dsb— tapi Rasul menginggatkan kepada kita bahwa definisi kuat bukan seperti itu, melainkan kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan dirinya pada saat marah.
Kita mungkin sering merasakan nikmatnya marah, kita lampiaskan kemarahan kita dengan berbagai tindakan, sebenarnya orang marah itu wajar karena marah merupakan naluri yang pasti di miliki manusia dan kalau orang sewajarnya harus marah tapi mereka tidak marah ini yang tidak wajar.
Banyak sekali pemicu orang untuk marah, bisa karena disakiti, dianiaya, merasa kecewa, dan masih banyak faktor lainnya, sebagai kaum muslimin saat ini seharusnya kita merasakan marah yang luar biasa, sebagai umat yang terbaik dan agama yang membawa rahmat faktanya kaum muslimin sekarang dalam kondisi yang benar-benar terpuruk. Indonesia negara berpenduduk muslim terbesar sedunia mengalami problem multidimensi, mulai dari problem peradilan, pendidikan, ekonomi, politik, sosial sampai problem rumahtangga kaum muslimin.
Kita benar-benar dijajah oleh Negara kafir imperialis, dari segi ekonomi kondisi umat Islam mengenaskan terjadi kelaparan, busung lapar dan sejenisnya. Seharusnya tidak selayaknya kita merasakan hal semancam itu karena Indonesia Negara yang kaya raya, kakayaan alam berlimpah ruah, faktor pendidikan umat Islam juga megalami keterpurukan karena pendidikan yang mahal —ada slogan orang miskin dilarang sakit dan pandai— karena apa ? karena pendidikan dan kesehatan yang mencekik rakyat, korupsi sudah menjadi budaya —yang kaya menghambur-hamburkan uang dan yang miskin diinjak-injak— itulah demokrasi, pornografi menjadi hiburan dan masih banyak realita yang didera kaum muslimin yang seharusnya membuat kita marah.
Bagaimanakan seharusnya kita marah? Padahal Allah SWT telah mengingatkan kita bahwa orang yang kuat itu bukan orang yang menang bergulat, melainkan meraka yang mampu mengendalikan amarahnya.
Marilah kemarahan ini kita salurkan dalam aktivitas dakwah, saya teringat ketika pasca Rasulullah mendapatkan wahyu melalui perantara Malaikat Jibril, dimalam yang dingin beliau berselimut lalu turunlah wahyu dari Allah yang diabadilkan dalam surat Al-Muzzamil.
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah!” (QS. Al-Muzzamil : 1-3)
Ayat tersebut memerintahkan Rasulullah untuk memberi peringatan kepada kaumnya, Rasulullah dan para sahabat tidak pernah menyerah untuk menyeru kepada Islam meskipun tantangan dakwah Rasul dan para sahabat luar biasa, coba kalau kita bandingkan besar mana tantangan Dakwah para sahabat dengan kita?
Sebagai umat Islam dimasa sekarang seharusnya kita benar-benar marah dengan kondisi umat Islam saat ini karena sangat jauh dari predikat umat Islam —umat yang terbaik dan membawa rahmat bagi seluruh alam— Semoga dengan semangat dakwah kita untuk memperjuangkan kehidupan Islam mendapatkan pertolongan dan kemudahan dari Allah SWT. Wallahu a’lam.
loading...