Ada fenomena menarik yang selalu terjadi ketika kita menghabiskan waktu lama
berendam di bak mandi. Atau berenang di kolam untuk jangka waktu yang cukup panjang. Atau, karena mencuci pakaian atau piring. Jari-jemari tangan dan kaki bisa mengerut dan terlihat seperti keriput. Setelah kita mengeringkannya dan tidak terpapar air lagi, kondisi kulit akan kembali mulus seperti sedia kala.
Bagi sebagian orang, fenomena ini mungkin dianggap mengurangi keindahan tampilan kulit. Tetapi menurut para peneliti, kondisi ini justru memperlihatkan betapa pintarnya tubuh kita. Selain itu, kondisi ini juga dapat memberi perlindungan lebih terhadap beberapa bahaya yang mungkin muncul.
Pada dasarnya, kulit di bagian jemari tangan dan kaki akan terlihat keriput karena paparan air dalam waktu yang lama. Reaksi mengerut ini diberikan sebagai sinyal bahwa kulit telah menyerap terlalu banyak air.
Lalu, mengapa kulit berkerut, bukannya malah membengkak seperti balon yang diisi air? Menurut neuroscientist Mark A. Changizi, hal ini juga berhubungan dengan sistem saraf. Pada orang-orang yang memiliki gangguan pada sistem saraf, paparan air tidak akan menyebabkan jemari tangan dan kakinya menjadi mengerut.
Dalam laporannya yang dimuat pada jurnal Brain, Behavior and Evolution, Changizi menyatakan bahwa mengerutnya jemari tangan dan kaki adalah reaksi fisik yang memiliki dua tujuan. Pertama, mencegah air terlalu banyak terserap oleh tubuh, dan kedua, menghindarkan kita dari risiko tergelincir. Reaksi ini, menurut Changizi, bagaikan suatu transformasi dari ban racing (yang lebih licin agar kendaraan melaju lebih cepat) menjadi ban untuk segala cuaca (yang memungkinkan kendaraan melaju dalam kondisi jalan seperti apa pun). Menarik sekali tubuh kita ini, ya?
Penjelasan yang masuk akal. Bayangkan jika saat sedang di kolam renang, kita terus tergelincir tidak bisa keluar kolam karena jari kita tidak bisa menggenggam pegangan tangga. Bahaya bukan?
Saat keriput, jari kita punya tektur rendah dan tinggi. Pada bagian yang tinggi, permukan kulit jari tetap dalam keadaan kering, sementara air mengalir lewat celah yang rendah. Ini membuat jari tetap bisa memegang benda dengan baik dalam keadaan basah.
Fungsi keriput ini mirip tekstur di permukaan ban mobil. Supaya tidak selip, ban dibuat bergalur-galur. Hipotesis Mark ini selangkah lebih maju dari pemahaman umum yang mengatakan keriput ini hanya karena jari menyerap banyak air.
Bagi sebagian orang, fenomena ini mungkin dianggap mengurangi keindahan tampilan kulit. Tetapi menurut para peneliti, kondisi ini justru memperlihatkan betapa pintarnya tubuh kita. Selain itu, kondisi ini juga dapat memberi perlindungan lebih terhadap beberapa bahaya yang mungkin muncul.
Pada dasarnya, kulit di bagian jemari tangan dan kaki akan terlihat keriput karena paparan air dalam waktu yang lama. Reaksi mengerut ini diberikan sebagai sinyal bahwa kulit telah menyerap terlalu banyak air.
Lalu, mengapa kulit berkerut, bukannya malah membengkak seperti balon yang diisi air? Menurut neuroscientist Mark A. Changizi, hal ini juga berhubungan dengan sistem saraf. Pada orang-orang yang memiliki gangguan pada sistem saraf, paparan air tidak akan menyebabkan jemari tangan dan kakinya menjadi mengerut.
Dalam laporannya yang dimuat pada jurnal Brain, Behavior and Evolution, Changizi menyatakan bahwa mengerutnya jemari tangan dan kaki adalah reaksi fisik yang memiliki dua tujuan. Pertama, mencegah air terlalu banyak terserap oleh tubuh, dan kedua, menghindarkan kita dari risiko tergelincir. Reaksi ini, menurut Changizi, bagaikan suatu transformasi dari ban racing (yang lebih licin agar kendaraan melaju lebih cepat) menjadi ban untuk segala cuaca (yang memungkinkan kendaraan melaju dalam kondisi jalan seperti apa pun). Menarik sekali tubuh kita ini, ya?
Penjelasan yang masuk akal. Bayangkan jika saat sedang di kolam renang, kita terus tergelincir tidak bisa keluar kolam karena jari kita tidak bisa menggenggam pegangan tangga. Bahaya bukan?
Saat keriput, jari kita punya tektur rendah dan tinggi. Pada bagian yang tinggi, permukan kulit jari tetap dalam keadaan kering, sementara air mengalir lewat celah yang rendah. Ini membuat jari tetap bisa memegang benda dengan baik dalam keadaan basah.
Fungsi keriput ini mirip tekstur di permukaan ban mobil. Supaya tidak selip, ban dibuat bergalur-galur. Hipotesis Mark ini selangkah lebih maju dari pemahaman umum yang mengatakan keriput ini hanya karena jari menyerap banyak air.
loading...