Berdasarkan wikipedia Venus atau Bintang Kejora adalah planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km, diameter 12.104 km. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan.
Meski
planet kedua di tata surya ini memiliki nama serupa dewi cinta Roma
itu, namun planet ini tak penuh cinta. Untuk permulaan, permukaan planet
ini mencapai 900 derajat Fahrenheit. Sedikit
demi sedikit, ilmuwan mempelajari lebih banyak mengenai tetangga Bumi
ini. Berikut beberapa rahasia mengejutkan mengenai obyek paling terang
di langit setelah matahari dan bulan.
1. Kehidupan Alien di Venus?
Grinspoon
mengakui adanya argumen masuk akal mengenai kehidupan Venus, bukan di
permukaan planet yang super panas itu namun di awannya. Sekitar 50 km di
atas awan seharusnya ada tempat yang bisa dihuni yang memiliki tekanan
dan suhu seperti Bumi.
Untuk
mendapat energi, makhluk mengambang menyerupai bakteri bisa menggunakan
sinar matahari atau bahan kimia di awan. Tentunya, makhluk ini akan
mentolerir asam sulfat. Di sisi lain, extremophiles di Bumi menunjukkan,
kehidupan bisa berkembang di lingkungan paling keras sekalipun. "Sangat
perlu menjelajah awan karena beragam alasan. Salah satunya kemungkinan
keberadaan kehidupan eksotis ini," tutup Grinspoon.
2. Petir misterius
Petir
dari awan Venus hingga kini masih menjadi pertanyaan terbuka. Meski
pesawat ruang angkasa Venus Express telah 'mendengar' elektromagnetik
statis yang secara karakteristik menghasilkan petir di Bumi, kamera
belum pernah 'menangkap' petir ini, kata Grinspoon.
Cara
terbentuknya petir ini juga masih misterius. Di Bumi, peran kunci
dimainkan kristal es awan. Di Venus, pasokan bahan ini sangat sedikit
dijumpai di atmosfernya yang sangat kering.
3. Iklim serupa Bumi
Venus
kadang disebut sebagai 'kembaran jahat' Bumi. Dalam ukuran, komposisi
dan lokasi orbit, neraka Venus sebenarnya planet termirip Bumi. Di awal
sejarah Venus, para ilmuwan menduga dunia itu sangat mirip Bumi, dengan
lautan dan iklim lebih dingin.
Namun,
lebih dari beberapa miliar tahun, efek rumah kaca yang ada sangat
berpengaruh. Venus sekitar sepertiga lebih dekat matahari dibanding
Bumi. Karenanya, Venus mendapat sinar matahari dua kali lebih banyak.
Panas ekstra ini menyebabkan penguapan hebat di awal permukaan air.
Pada
akhirnya, uap air terperangkap panas yang lebih panas. Pemanasan lebih
lanjut planet ini memicu penguapan yang lebih besar hingga akhirnya
lautan pun mengering dan menghilang. "Mekanisme ini masuk akal dari
Venus awal yang seperti Bumi menjadi Venus saat ini," kata kurator
Astrobiologi David Grinspoon di Denver Museum of Nature & Science.
Ilmuwan
interdisipliner pada misi Venus Express, pesawat ruang angkasa yang
mengorbit Venus sejak 2006, ini mencari tahu kapan persisnya dan
bagaimana Venus menjadi 'tungku' untuk membantu pemodelan perubahan
iklim Bumi dan menghindarkan Bumi dari nasib serupa Venus.
4. Berputar terbalik
Saat
dilihat dari kutub utara matahari, semua planet di tata surya mengorbit
matahari dengan arah berlawanan dan semuanya hampir berputar searah
sumbunya. Namun tidak untuk Venus. Planet kedua ini memiliki rotasi
retrograde seperti Uranus.
Artinya,
matahari terbit dari barat dan terbenam di timur di planet itu.
Perputaran searah jarum jam ini mungkin hasil tabrakan kosmik awal dalam
sejarah Venus.
5. Atmosfer berotasi super
Venus
memutari porosnya jauh lebih lambat dari Bumi. Alhasil, setahun di
Venus serupa 243 hari di Bumi. Berdasar hal ini, diketahui angin di
puncak awan Venus bisa mencapai 360 km/jam atau 60 kali kecepatan
memutar planet.
Secara
proporsional, jika angin serupa muncul di Bumi, angin awan khatulistiwa
mencapai kecepatan menakjubkan, 9.650 km/ jam. Pendorong cepatnya
rotasi Venus adalah energi sinar matahari, papar Grinspoon. Namun, cara
kerja penuh fenomena ini tetap menjadi misteri.
loading...