Operasi kotor Agen Intelijen Amerika Serikat (CIA) mereka praktikkan
hampir di seluruh negara sejagat. Tak hanya Timur Tengah atau negara
bekas blok timur namun juga negara Asia terutama berbau-bau paham kiri.
Demi memporak porandakan pelbagai kondisi sosial politik di banyak
negara dan hal tidak sesuai dengan prinsip Amerika, CIA menempatkan
mata-mata mereka siap melapor setiap saat dan membuat strategi untuk
mengakhiri hal tidak sepaham itu. Apa saja praktik kotor CIA? Dilansir
dari situs oddee.com, berikut ulasannya.
Produksi film porno Sukarno
Mantan Presiden Sukarno memerintah Indonesia hingga 1966 ternyata pernah menjadi korban praktik busuk CIA. Bapak proklamator itu dinilai Amerika Serikat sebagai salah satu pemimpin pro komunis. Itu sebabnya CIA membuat buruk citra Sukarno. Caranya dengan membuat film porno dibintangi seorang aktor mirip Sukarno. Film itu berjudul Happy Days dan didistribusikan di Indonesia. Citra presiden itu menjadi buruk ditambah dengan hembusan keterangan palsu mengenai dia akhirnya Sukarno lengser dan digantikan oleh Suharto. Tak hanya Sukarno, CIA juga memproduksi film porno dibintangi seseorang mirip Saddam Hussein hingga Usamah Bin Ladin demi memojokkan mereka.
Merusak demokrasi di Guatemala
PBSUCCESS merupakan kode praktik kotor CIA melawan hasil pemilihan umum di Guatemala pada 1954. Pemilu itu memenangkan Jacobo Arbenz. Arbenz diketahui mengembalikan tanah adat pada masyarakat sementara tanah itu milik perusahaan buah Amerika Serikat. Dua pemilik saham perusahaan ternyata direktur CIA masa itu Allen Dulles dan adiknya, John merupakan menteri luar negeri. Tak tanggung-tanggung 480 anggota CIA dikerahkan untuk melatih tentara Guatemala mata duitan demi melawan mengkudeta Arbenz bahkan dengan membunuhnya jika dia masih bersikeras memimpin.
Vaksin palsu di Pakistan
Pada 2011 dalam misi membunuh Usamah Bin Ladin CIA menyusun strategi paling keji dengan klaim sesuai kejahatannya. Namun sebelum memulai operasi ini, mereka lebih dulu membuat rencana busuk sangat ekstrem. CIA merekrut para dokter Pakistan untuk mengorganisir pembagian vaksin palsu di pelbagai kota negara itu. Tujuannya mengumpulkan sampel darah dari anak-anak demi mencari bocah kandung Bin Ladin. Jika ada mereka menggunakannya sebagai tameng agar ayahnya mau menyerah.
Revolusi Libya
CIA bertanggung jawab penuh atas revolusi terjadi di Libya yang akhirnya menggulingkan mantan Presiden Muammar Qaddafi. Sebelum terjadi revolusi, mereka menempatkan agennya berbulan-bulan demi melihat situasi dan kondisi. Misi mereka berhasil. Qaddafi lengser sekaligus terbunuh oleh oposisi.
Melatih mujahidin
Pada 1978 Afghanistan pecah perang saudara dan masuklah komunis menguasai negara itu. Saat terjadi penolakan besar-besaran pada komunis, bekas negara Uni Sovyet menginvasi Afghanistan demi memberikan dukungan pada komunis. Pada saat itulah Amerika Serikat merasa perlu turun tangan. CIA mendirikan kamp dan melatih pemberontak dikenal sebagai mujahidin dalam taktik memukul komunis dan mengusir Uni Sovyet dari Afghanistan. Uni Sovyet keluar dari Afghanistan seiring dengan kerutuhan mereka pada 1990-an. Namun warisan CIA yakni mujahidin terus jalan bahkan membelot. Para mujahidin ini melatih diri mereka sendiri dan memecah menjadi kelompok ekstremis Islam seperti Al Qaidah, Taliban, dan lain-lain. Kini Amerika kena batunya. Hingga kini mereka kerepotan memerangi tentara buatan mereka sendiri. Jika mereka mencap Taliban dan Al Qaidah kelompok teroris, secara logika mereka lah pencipta teroris itu sendiri.
Produksi film porno Sukarno
Mantan Presiden Sukarno memerintah Indonesia hingga 1966 ternyata pernah menjadi korban praktik busuk CIA. Bapak proklamator itu dinilai Amerika Serikat sebagai salah satu pemimpin pro komunis. Itu sebabnya CIA membuat buruk citra Sukarno. Caranya dengan membuat film porno dibintangi seorang aktor mirip Sukarno. Film itu berjudul Happy Days dan didistribusikan di Indonesia. Citra presiden itu menjadi buruk ditambah dengan hembusan keterangan palsu mengenai dia akhirnya Sukarno lengser dan digantikan oleh Suharto. Tak hanya Sukarno, CIA juga memproduksi film porno dibintangi seseorang mirip Saddam Hussein hingga Usamah Bin Ladin demi memojokkan mereka.
Merusak demokrasi di Guatemala
PBSUCCESS merupakan kode praktik kotor CIA melawan hasil pemilihan umum di Guatemala pada 1954. Pemilu itu memenangkan Jacobo Arbenz. Arbenz diketahui mengembalikan tanah adat pada masyarakat sementara tanah itu milik perusahaan buah Amerika Serikat. Dua pemilik saham perusahaan ternyata direktur CIA masa itu Allen Dulles dan adiknya, John merupakan menteri luar negeri. Tak tanggung-tanggung 480 anggota CIA dikerahkan untuk melatih tentara Guatemala mata duitan demi melawan mengkudeta Arbenz bahkan dengan membunuhnya jika dia masih bersikeras memimpin.
Vaksin palsu di Pakistan
Pada 2011 dalam misi membunuh Usamah Bin Ladin CIA menyusun strategi paling keji dengan klaim sesuai kejahatannya. Namun sebelum memulai operasi ini, mereka lebih dulu membuat rencana busuk sangat ekstrem. CIA merekrut para dokter Pakistan untuk mengorganisir pembagian vaksin palsu di pelbagai kota negara itu. Tujuannya mengumpulkan sampel darah dari anak-anak demi mencari bocah kandung Bin Ladin. Jika ada mereka menggunakannya sebagai tameng agar ayahnya mau menyerah.
Revolusi Libya
CIA bertanggung jawab penuh atas revolusi terjadi di Libya yang akhirnya menggulingkan mantan Presiden Muammar Qaddafi. Sebelum terjadi revolusi, mereka menempatkan agennya berbulan-bulan demi melihat situasi dan kondisi. Misi mereka berhasil. Qaddafi lengser sekaligus terbunuh oleh oposisi.
Melatih mujahidin
Pada 1978 Afghanistan pecah perang saudara dan masuklah komunis menguasai negara itu. Saat terjadi penolakan besar-besaran pada komunis, bekas negara Uni Sovyet menginvasi Afghanistan demi memberikan dukungan pada komunis. Pada saat itulah Amerika Serikat merasa perlu turun tangan. CIA mendirikan kamp dan melatih pemberontak dikenal sebagai mujahidin dalam taktik memukul komunis dan mengusir Uni Sovyet dari Afghanistan. Uni Sovyet keluar dari Afghanistan seiring dengan kerutuhan mereka pada 1990-an. Namun warisan CIA yakni mujahidin terus jalan bahkan membelot. Para mujahidin ini melatih diri mereka sendiri dan memecah menjadi kelompok ekstremis Islam seperti Al Qaidah, Taliban, dan lain-lain. Kini Amerika kena batunya. Hingga kini mereka kerepotan memerangi tentara buatan mereka sendiri. Jika mereka mencap Taliban dan Al Qaidah kelompok teroris, secara logika mereka lah pencipta teroris itu sendiri.
loading...