Muslim di belahan bumi bagian utara benar-benar menjalani puasa yang
cukup berat tahun ini. Bagaimana tidak, mereka harus menahan lapar lebih
dari 20 jam karena di sana sedang musim panas, di mana matahari
bersinar lebih lama dan siang hari berjalan lebih panjang.
Bahkan di Swedia bagian utara, tepatnya kota Kiruna, matahari di sana terus bersinar sepanjang hari. Lantas bagaimana muslim di sana harus berpuasa?
Bahkan di Swedia bagian utara, tepatnya kota Kiruna, matahari di sana terus bersinar sepanjang hari. Lantas bagaimana muslim di sana harus berpuasa?
"Kami menunggu matahari terbenam setiap hari, tetapi itu tak akan pernah
terjadi," cerita Ali Melhem, 45, yang telah tinggal di Kiruna, selama
24 tahun. Pada situs timeanddate.com, tertera waktu Sunset: 00.22 lalu
Sunrise : 01.09
Ramadan sendiri setiap tahunnya memang maju 10 hari ke depan. Melhem, sebagai salah satu muslim yang harus menahan lapar lebih dari 20 jam pun menuturkan ini adalah puasa pertama baginya di musim panas di Kiruna.
"Saat pindah kemari, waktu itu masih musim semi (sekitar bulan Maret - Mei)," paparnya, seperti yang dikutip dari The Local.
Melhem sebenarnya tidak tinggal diam. Bersama istrinya, ia berusaha mencari solusi. Beberapa muslim lain dari Irak sampai Iran memberinya saran kalau Melhem bisa berpuasa pada musim gugur nanti. Atau berbuka sama seperti waktu Mekkah.
Melhem juga dianjurkan untuk berbuka dengan mengikuti waktu puasa di kota terdekat. Namun hampir sama, di Lulea atau Umea juga harus menahan lapar selama 23 jam sehari.
Sampai saat ini, memang belum ada riset yang menganalisis tentang efek buruk berpuasa terlalu lama bagi kesehatan, demikian menurut Omar Mustafa, direktur Islamic League di Swedia.
"Beberapa imam dan organisasi Islam punya pendapat berbeda. Sebenarnya itu terserah mereka, Islam menawarkan berbagai pilihan yang tidak pernah menyulitkan," ungkap Mustafa.
Sementara itu, menurut para ahli di Mesir - di mana jadwal puasa mereka adalah menahan lapar lebih dari 18 jam sehari - menyarankan bahwa seseorang bisa mengikuti jadwal berbuka seperti negara Islam yang paling dekat. Namun ada juga pendapat yang menyatakan, tidak peduli lama atau sebentar, seseorang wajib berpuasa sesuai dengan waktu di tempat tinggalnya.
SumberRamadan sendiri setiap tahunnya memang maju 10 hari ke depan. Melhem, sebagai salah satu muslim yang harus menahan lapar lebih dari 20 jam pun menuturkan ini adalah puasa pertama baginya di musim panas di Kiruna.
"Saat pindah kemari, waktu itu masih musim semi (sekitar bulan Maret - Mei)," paparnya, seperti yang dikutip dari The Local.
Melhem sebenarnya tidak tinggal diam. Bersama istrinya, ia berusaha mencari solusi. Beberapa muslim lain dari Irak sampai Iran memberinya saran kalau Melhem bisa berpuasa pada musim gugur nanti. Atau berbuka sama seperti waktu Mekkah.
Melhem juga dianjurkan untuk berbuka dengan mengikuti waktu puasa di kota terdekat. Namun hampir sama, di Lulea atau Umea juga harus menahan lapar selama 23 jam sehari.
Sampai saat ini, memang belum ada riset yang menganalisis tentang efek buruk berpuasa terlalu lama bagi kesehatan, demikian menurut Omar Mustafa, direktur Islamic League di Swedia.
"Beberapa imam dan organisasi Islam punya pendapat berbeda. Sebenarnya itu terserah mereka, Islam menawarkan berbagai pilihan yang tidak pernah menyulitkan," ungkap Mustafa.
Sementara itu, menurut para ahli di Mesir - di mana jadwal puasa mereka adalah menahan lapar lebih dari 18 jam sehari - menyarankan bahwa seseorang bisa mengikuti jadwal berbuka seperti negara Islam yang paling dekat. Namun ada juga pendapat yang menyatakan, tidak peduli lama atau sebentar, seseorang wajib berpuasa sesuai dengan waktu di tempat tinggalnya.
loading...