Dari
penelitian, tiap-tiap sel yang ada di tubuh manusia memiliki usianya
masing-masing. Dari penelitian, memang benar bahwa tiap-tiap sel yang
ada di tubuh manusia memiliki usianya masing-masing. Namun, apakah
mitos itu benar adanya?
Di masyarakat selama ini beredar mitos bahwa setiap tujuh tahun (atau
10 tahun) tergantung versi cerita yang Anda dengar, kita menjadi
manusia yang baru. Pasalnya, dalam kurun waktu tersebut, seluruh sel
dalam tubuh telah digantikan dengan sel baru.
Dari penelitian, memang benar bahwa tiap-tiap sel yang ada di tubuh
manusia memiliki usianya masing-masing. Namun, apakah mitos itu benar
adanya?
Pada buku Science Desk Reference (Stonesong Press, 1995) disebutkan,
pada tubuh manusia terdapat 50 sampai 75 triliun sel. Masing-masing
punya umurnya sendiri dan saat manusia yang bersangkutan mati, sel
membutuhkan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mati.
Penyidik forensik sering memanfaatkan keadaan tersebut untuk menentukan
penyebab kematian dan waktu kematian, misalnya seorang pelaku bunuh
diri.
Seperti dikutip dari Life Little Mysteries, 6 April 2011, sel darah
merah bisa hidup selama 4 bulan, sementara sel darah putih rata-rata
hidup lebih dari setahun. Sel milik usus besar mati setelah 4 hari,
sedangkan sel sperma umurnya hanya 3 hari saja.
Meski pada umumnya sel memiliki usia yang singkat, namun sel otak
umumnya hidup selama manusia itu hidup. Neuron di cerebral cortex,
misalnya, tidak digantikan saat mereka mati.
Dari fakta-fakta di atas, siklus 7 tahunan seperti cerita yang berdar
tidaklah benar karena sel mati dan diganti hampir setiap hari oleh
tubuh. Tidak jelas dari mana mitos ini berawal. Kemungkinan, seorang
yang memiliki maksud baik namun kurang memiliki informasi yang cukup
berasumsi bahwa seluruh sel diperbarui setelah 7 tahun dan kemudian
manusia itu menjadi manusia baru.
loading...