Ada
kabar mengejutkan untuk pengguna notebook, laptop atau komputer yang
mengunakan OS windows. Pengguna sistem operasi ini tentu pernah
mendapati pesan error saat terjadi kesalahan dalam menjalankan program
yang berujung pada melaporkan error report pada server Microsoft. Tapi
tahukah bahwa jika pengguna meng-klik Send Error Report tersebut akan
mengirimkan datanya pada intelijen Amerika, bukan Microsoft?
Pesan yang muncul pada boks error itu memang kerap dijumpai pengguna
Windows ketika mengalami kerusakan program yang dijalankan. Pesan itu
mengatakan bahwa sistem komputer mengalami kerusakan lalu memberikan
opsi kepada pengguna untuk melaporkan error yang ada agar pihak
Microsoft bisa menyelesaikan masalahnya dengan melakukan update.
Namun berdasarkan laporan dari media massa asal Jerman, Der Spiegel,
pesan error yang di-klik oleh pengguna Windows tidaklah dikirim ke
server Microsoft, melainkan pada intelijen Amerika Serikat, National
Security Agency (NSA). Lagi-lagi Edward Snowden, mantan agen NSA yang
membocorkan dokumen laporan tersebut dilakukan oleh divisi Tailored
Acces Operations (TAO).
Menurut laporan yang ada, seperti dilansir Daily Mail,
Kamis (2/1/2014), kerusakan sistem atau error yang ada pada sistem
operasi merupakan celah yang dapat digunakan untuk menggapai akses pada
sistem operasi tersebut. Hal ini tak hanya dilakukan oleh NSA,
kebanyakan hacker pun melakukan serangan melalui sistem yang crash atau
rusak.
Ahli keamanan komputer, Graham Clueley, mengatakan peretasan melalui
sistem error ini tak hanya dilakukan oleh NSA untuk wilayah Amerika
Serikat (AS) saja, tapi juga berbagai negara di luar AS yang menggunakan
sistem operasi Windows. "Ini adalah metode lain bagaimana mereka (NSA)
mencari kelemahan pada sebuah komputer, dan selanjutanya dieksploitasi
olehnya," kata Clueley.
Namun demikian, Microsoft melalui juru bicaranya mengatakan sama sekali
tak memberikan kuasa pada pemerintah untuk mengakses pengguna Windows
secara langsung maupun tak langsung. "Kami memiliki fokus yang
siginifikan tentang dugaan tindakan pemerintah yang disebutkan benar
atau tidak," tutup Microsoft.
loading...