Wilayah
kaki Gunung Lawu banyak terdapat lokasi prasejarah yang menyebar di
sepanjang Kabupaten Karanganyar. Situs zaman megalithikum banyak
ditemukan di situ.
Salah satu di antaranya adalah penemuan bekas tapak kaki berukuran super besar di dusun desa Ngasinan, Karangbangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.
Tapak kaki yang berada di batu tersebut berukuran besar dan terletak di tanah warga bernama Mbah Tarsono (80). Lokasinya agak tersembunyi dan berada di tengah kebun, sehingga banyak warga yang tak mengetahui keberadaan situs tersebut.
Menurut salah satu warga bernama Heri, batu itu sudah lama berada di situ. Tak satu pun warga di sekitar lokasi yang mengetahui sejarahnya. Apakah dari letusan Gunung Lawu Purba, atau evolusi alam.
"Batu itu tidak diketahui asal-usulnya, dan sudah sangat tua," jelas Heri saat mengantarkan melihat langsung batu misteri tersebut, Selasa (27/5/2014).
Bahkan saking besarnya, warga desa sekitar meyakini bila tapak kaki tersebut merupakan telapak kaki Wekudoro (Bima) yang diyakini warga ada kaitannya dengan Gunung Lawu. Seperti masyarakat di sekitar Gunung Merapi meyakini adannya sosok Mbah Petruk di puncak Gunung Merapi.
Wekudoro (Bima) itu sendiri merupakan salah satu tokoh pewayangan Jawa yang di gambarkan memiliki tubuh sangat besar. "Pihak purbakala sudah mencatatnya sebagai situs kuno dengan nama tapak Bima," jelasnya.
Heri menjelaskan, sewaktu dirinya masih kecil bentuk tapak kakinya masih tergambar jelas. Ada bentuk lima jarinya. Selain itu, lokasi tersebut pernah didatangi tamu asing dari India. Kedatangan mereka ditemani seorang paranormal dari Sukoharjo.
"Pernah buat ritual sembahyang menggunakan dupa. Yang datang empat orang," terangnya.
Hal mistik sangat kental menyelimuti keberadaan telapak kaki raksaksa di batu tersebut. Heri mengaku malam harinya dia merasa didatangi lima sosok tinggi besar yang mengaku penunggu lokasi tersebut. Setelah dipanggilkan paranormal, kelima sosok yang diakui Heri sempat mencekiknya langsung hilang.
Senada dengan apa yang diutarakan Heri, Kepala desa Karang Bangun, Tarsono, mengaku dahulu pernah ada orang yang sering kesurupan (kemasukan makhluk halus).
"Ketika sedang kerasukan, orang tersebut mampu membuat lukisan Werkudoro (Bima) sangat bagus sekali. Bahkan seluruh rumahnya di lukis gambar Werkudoro," jelasnya.
Sejak saat itulah warga sekitar menyakini bahwa tapak kaki tersebut adalah milik Werkudoro dan menamakan situs tersebut sebagai tapak Werkudoro.
Sumber
Salah satu di antaranya adalah penemuan bekas tapak kaki berukuran super besar di dusun desa Ngasinan, Karangbangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.
Tapak kaki yang berada di batu tersebut berukuran besar dan terletak di tanah warga bernama Mbah Tarsono (80). Lokasinya agak tersembunyi dan berada di tengah kebun, sehingga banyak warga yang tak mengetahui keberadaan situs tersebut.
Menurut salah satu warga bernama Heri, batu itu sudah lama berada di situ. Tak satu pun warga di sekitar lokasi yang mengetahui sejarahnya. Apakah dari letusan Gunung Lawu Purba, atau evolusi alam.
"Batu itu tidak diketahui asal-usulnya, dan sudah sangat tua," jelas Heri saat mengantarkan melihat langsung batu misteri tersebut, Selasa (27/5/2014).
Bahkan saking besarnya, warga desa sekitar meyakini bila tapak kaki tersebut merupakan telapak kaki Wekudoro (Bima) yang diyakini warga ada kaitannya dengan Gunung Lawu. Seperti masyarakat di sekitar Gunung Merapi meyakini adannya sosok Mbah Petruk di puncak Gunung Merapi.
Wekudoro (Bima) itu sendiri merupakan salah satu tokoh pewayangan Jawa yang di gambarkan memiliki tubuh sangat besar. "Pihak purbakala sudah mencatatnya sebagai situs kuno dengan nama tapak Bima," jelasnya.
Heri menjelaskan, sewaktu dirinya masih kecil bentuk tapak kakinya masih tergambar jelas. Ada bentuk lima jarinya. Selain itu, lokasi tersebut pernah didatangi tamu asing dari India. Kedatangan mereka ditemani seorang paranormal dari Sukoharjo.
"Pernah buat ritual sembahyang menggunakan dupa. Yang datang empat orang," terangnya.
Hal mistik sangat kental menyelimuti keberadaan telapak kaki raksaksa di batu tersebut. Heri mengaku malam harinya dia merasa didatangi lima sosok tinggi besar yang mengaku penunggu lokasi tersebut. Setelah dipanggilkan paranormal, kelima sosok yang diakui Heri sempat mencekiknya langsung hilang.
Senada dengan apa yang diutarakan Heri, Kepala desa Karang Bangun, Tarsono, mengaku dahulu pernah ada orang yang sering kesurupan (kemasukan makhluk halus).
"Ketika sedang kerasukan, orang tersebut mampu membuat lukisan Werkudoro (Bima) sangat bagus sekali. Bahkan seluruh rumahnya di lukis gambar Werkudoro," jelasnya.
Sejak saat itulah warga sekitar menyakini bahwa tapak kaki tersebut adalah milik Werkudoro dan menamakan situs tersebut sebagai tapak Werkudoro.
Sumber
loading...