Seorang wanita muda dan cantik, tiba-tiba keluar dari rumah dan berlari ke jalan tanpa mengenakan sehelai benangpun. Adegan berikutnya, si wanita berjoget-joget dan menggoyangkan badannya tanpa menghiraukan sekelilingnya. Keluarganya berlarian mengejar si wanita sambil membawa kain sarung untk menutupi tubuh si wanita. Namun setiap kali dipakaikan sarung dan pakain, si wanita itu melepasnya kembali.
Urban Legend Sekitar
Menurut pembicaraan di masyarakat, kejadian di atas adalah ulah ilmu santet atau guna-guna yang membuat si wanita kehilangan kesadarannya. Perilaku melepas pakaian terjadi karena dalam persepsi si wanita, pakaian tersebut menyiksa dirinya. Sedangkan perilaku berjoget-joget ala kuda goyang (Madura: jaran ghujeng , Jawa: jaran goyang) diluar kesadaran si wanita.
Ilustrasi
Seperti dikutip dari keepo.me di Madura, 2 wanita cantik telah menjadi korban jenis ilmu santet ini. Jarang terdengar kejadian ini menimpa seorang pria yang menjadi ‘diluar kendali’ karena terkena serangan ‘jaran ghujeng’.
Kronologi Peristiwa
Awalnya si wanita saat SMA berpacaran dengan seorang pria tanpa diketahui keluarga si wanita. Suatu saat, keluarga si wanita mengetahui hubungan mereka. Kemudian kakak laki-laki si wanita mendatangi si pria yang menjadi pacar adiknya untuk meminta memutuskan hubungan dengan adiknya sambil memarahi dan mencaci makinya. Beberapa hari kemudian, si wanita mulai mengalami keanehan seperti gambaran di atas.
Kasus yang kedua nyaris sama dengan kisah di atas. Si wanita cantik dari keluarga kaya, menolak lamaran seorang pria. Berikutnya, si wanitapun mengalami serangan jaran ghujeng. Seolah-olah ‘Cinta ditolak dukun bertindak’ benar-benar terjadi. Memang ternyata susah juga menjadi orang cantik ya. Resikonya cukup besar dan dilematis saat harus menolak lamaran seseorang. Sayangnya yang terjadi bukan dalam bentuk ilmu pelet ala ‘mahabbah’ yang membuat si wanita atau keluarga si wanita menyukai si pria. Justru ilmu yang digunakan adalah ilmu merusak.
Memang sulit dibuktikan secara hukum siapa pelakunya. Faktanya, kasus santet dan pelet benar-benar terjadi di masyarakat. Mulai dari serangan berupa penyakit non-medis, membuat korbannya ‘gila’ seperti pada kasus jaran ghujeng, hingga bentuk-bentuk serangan jahat lainnya.
Berikutnya
Kisah lainnya yang pelakunya adalah wanita. Ada sebuah kisah di daerah Pamekasan Madura. Sebuah warung kopi begitu laris manis. Ternyata si wanita penjaga warung tersebut menggunakan ilmu pelet pengasihan untuk menjerat para korbannya. Kopi yang disajikan ternyata diseduh dengan campuran darah menstruasi si wanita sebagai lelaku ilmu pelet pengasihan.
Korbannya akan begitu cinta kepada si wanita dan rela memberikan hartanya. Menurut cerita, korbannya mulai dari guru, polisi hingga pegawai negeri yang sering mampir di warung kopi tersebut. Penggunaan darah menstruasi untuk ilmu pelet memang pernah juga terungkap dilakukan oleh TKW. Si juragannya akhirnya mengetahui praktek tersebut dan si wanita diadili di KSA. Silahkan cari beritanya yang beredar tahun 2012 lalu.
Namun kita jangan menjadi parno dengan ilmu hitam tersebut. Yakinlah bahwa tidak ada kekuatan dan daya upaya apapun melainkan atas kehendak Tuhan. Berdoa, mendekatkan diri kepada Sang Pemilik Hidup dan berlaku sabar, akan membuat kita terhindar dari serangan santet.
Ilmu santet dan pelet bukan ilmu yang pasti ampuh. Semua tergantung dari kondisi. Berbeda dengan pistol dengan pelurunya, yang jika ditarik pelatuknya pasti peluru akan meledak dan memuntahkan proyektil untuk menembus sasaran. Maka dari itu tidak pernah ada sejarahnya perjuangan Indonesia merdeka karena semua penjajah mati disantet.
sumber
loading...