Please enable / Bitte aktiviere JavaScript!
Veuillez activer / Por favor activa el Javascript![ ? ]

10 Eksekusi Mati Tersadis di Dunia

Di negara yang mendewa-dewakan HAM seperti Amerika Serikat, masih menerapkan hukuman mati, walaupun pelaksanaanya dengan cepat dan manusiawi. Di Indonesia sendiri hukuman mati masih diberlakukan seperti kasus-kasus teroris dan narkoba dengan cara di tembak langsung. Dan di negara timur tengah, terdakwa yang sudah di vonis mati. eksekusinya dengan di pancung kepalanya.

Zaman dulu, eksekusi betul-betul kejam dan menyiksa para terdakwa dengan pelan hingga membuat akhir hidup mereka layaknya neraka. Dilansir dari smashinglist.com, setidaknya ada 10 hukuman mati paling sadis dan tidak boleh digunakan lagi. Berikut ulasannya.


1. Ditarik dan dimutilasi jadi empat

Inggris di abad pertengahan menerapkan hukuman mati paling sadis sejagat. Mereka menjadi pengkhianat negara bakal menghadapi tiang gantungan dengan batu besar dililitkan pada kaki, serta dimutilasi di tengah masyarakat.

Bukan hanya itu. Isi perut terdakwa di keluarkan, alat vitalnya dikebiri, lalu tubuh dipotong empat bagian dan ditaruh di berbagai keramaian pusat kota untuk memberi pelajara bagi mereka yang punya niat memberontak.

Hukuman itu berlaku untuk laki-laki. Sementara perempuan diseret ke tempat yang sama dan dibakar hidup-hidup.


2. Ditusuk sampai mati

Ini salah satu hukuman mati terkejam dan sadis di dunia. Mereka dianggap bersalah bakal dilucuti pakaiannya lalu ditusuk dengan kayu panjang, mulai dari dubur, hingga mulut, atau mulai dari kemaluan hingga kepala. Setiap orang merenggang nyawa dengan cara paling menyakitkan, bahkan beberapa hari kemudian baru meninggal.

Kayu itu lalu ditancapkan di tanah. Mereka terkena hukuman mati kehabisan darah. Kekaisaran Yunani dan Romawi pernah memakai cara ini untuk para tahanan perang.


3. Direbus

Rusia dan Eropa ribuan tahun lalu pernah menggunakan cara hukuman mati sadis. Terdakwa bersalah direbus hidup-hidup dalam kuali dengan air mendidih, minyak, atau asam. Kematian berlangsung lambat dan menyakitkan.

Biasanya terdakwa dicelupkan area kepalanya terlebih dulu. Dia direbus sampai tidak bernyawa. Untuk memudahkan prosesnya, algojo memilih kuali kecil sehingga air atau minyak bakal cepat panas.


4. Mengeluarkan isi perut

Mengeluarkan isi perut merupakan hukuman mati pernah diterapkan di Jepang. Mereka dinyatakan bersalah harus memilih, melakukan itu sendiri atau meminta bantuan orang lain.

Jantung dan paru-paru merupakan organ terakhir tidak dikeluarkan. Ini untuk menjaga arwah mereka yang mati tidak penasaran.


5. Panggang hingga mati dalam Banteng Sisilia

Banteng Sisilia merupakan perangkat eksekusi rancangan Yunani kuno. Benda ini terbuat dari kuningan, berongga, dan bisa dibuka-tutup. Di bawahnya terletak kayu bakar untuk menyalakan api, sehingga terdakwa dipanggang sampai mati.

Rancangan telah dibuat dengan teknologi tinggi sehingga jeritan orang di dalamnya terdengar seperti lenguhan banteng ngamuk. Saat dibuka, tulang-tulang yang hangus terlihat bersinar dan dapat disusun menjadi perhiasan gelang atau kalung.


6. Roda Katrin

Roda Katrin merupakan perangkat eksekusi digunakan di abad pertengahan dan awal zaman modern. Si terdakwa diikat di atas roda dan dipukul daerah dada dengan gada atau palu besar sampai hancur.

Prancis, Jerman, Denmark, Swedia, Rumania, Amerika Serikat, dan Rusia, negara tercatat menggunakan metode ini.



7. Lingchi

Ini metode hukuman mati dengan cara menguliti si terdakwa. Lingchi dikenakan pada seseorang yang melakukan pelanggaran berat seperti berkhianat atau membunuh orang tua. Hukuman ini digunakan di China, dan di negara itu setiap warga harus menghormati orang tua.

Mereka yang dihukum bakal diikat di tiang tengah-tengah masyarakat dan dikuliti hidup-hidup. Beberapa daging menonjol seperti payudara atau kemaluan lelaki dipotong. Kadang terdakwa diberikan opium (candu) untuk menahan rasa sakit.



8. Dikuliti hidup-hidup

Hampir sama dengan hukuman mati Lingchi, metode ini juga menguliti terdakwa dan melepaskan dari dagingnya. Mereka digantung terbalik, persis daging kurban. Praktik hukuman ini pernah dilakukan saat Dinasti Ming berkuasa di China.


9. Ditarik berlawanan arah

Metode hukuman mati dengan cara ditarik berlawanan arah pernah digunakan di Persia. Ini dilakukan di hutan dan rawa-rawa. Tubuh si terdakwa ditarik dengan perahu atau diikat dengan pohon ke segala penjuru arah. Mereka dipaksa untuk menelan susu dan madu hingga mengalami diare. Madu bakal digosokkan ke seluruh tubuh untuk mengundang serangga sehingga penyiksaan menjadi lebih parah.

Hasil buangan atau feses terdakwa ditampung hingga menarik perhatian hewan-hewan menggelikan. Untuk beberapa kasus, mereka bakal terus diberi makan dan dibiarkan dalam keadaan diare. Pada akhirnya mengalami dehidrasi lalu mati perlahan-lahan.


10. Mencekik sampai mati

Metode eksekusi mencekik sampai mati ini dikenal dengan nama Garrote dan dipraktikkan pada abad 19 di banyak negara di Eropa, seperti Prancis dan Spanyol.

Terdakwa bakal diletakkan di atas kursi dan dicekik dengan alat belakangnya ada pemutar menyebabkan alat itu semakin ketat hingga mematahkan leher korban. Garrote dibuat dari logam.

Sumber
loading...