Sejarah Angka Arab
Sistem bilangan Arab atau Angka Arab (Arabic Numerals) merupakan sebuah sistem bilangan populer yg terdiri dari angka 0-9, sistem angka ini paling banyak digunakan di zaman modern ini. Angka Arab, dipopulerkan oleh matematikawan Muslim di abad pertengahan, kemudian menyebar ke Eropa beberapa abad kemudian, dan menjadi angka standar dunia sejak zaman kolonial.
Angka Arab
Fakta yang lucu dari angka Arab ini gan, di saat masyarakat umum dunia menyebutnya angka Arab, tapi orang Arabnya sendiri justru menyebutnya sebagai angka Hindi/India/??? ???? Hal ini juga bisa dilihat dari judul buku terkenal (judulnya doang gan belom isinya) karangan matematikawan Arab, Al-Kindi, yaitu Kitab fi Isti'mal al-'Adad al-Hindi (Penggunaan Angka India).
Angka Arab emang aslinya berasal dari India gan.
Bentuk awalnya adalah Sistem Angka Brahmi yg dikembangkan oleh matematikawan India di sekitar tahun 300 SM. Namun sistem angka ini belum mengenal angka "0", angka 10, 20, 30, 100, 1000, dst. punya simbol sendiri layaknya angka lain. Jadi angkanya dari 1-10 gan, bukan 0-9. Sistem ini terus berkembang hingga angka "0" diperkenalkan 800 tahun kemudian oleh astronomer India, Aryabhata.
Angka Brahmi
Lalu seorang matematikawan Muslim dari Persia Al-Khawarizmi memperkenalkan sistem angka India ke dunia Islam melalui bukunya "al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal Muqabala" (Ringkasan Perhitungan Al-Jabar dan Penyeimbangan) ditahun 825, dan oleh Al-Kindi dalam bukunya "Kitb f+ Isti'ml al-'Add al-Hind+" di tahun 830. Namun di dalam penulisannya, keduanya masih menggunakan angka Arab tradisional. Angka India pertama kali digunakan di sekitar abad ke-10 oleh matematikawan Persia, Kushyar ibn Labban, yang menulis "Kitab fi Ushul Hisab al-Hind" (Dasar-Dasar Perhitungan India).
Kemudian di sekitar tahun 952-953, Abu al-Hasan al-Uqlidisi dari Syria menambahkan penulisan pecahan dengan menggunakan garis horizontal di antara dua bilangan. Penggunaan tanda koma (,) diperkenalkan oleh Sind ibn Ali untuk penulisan bilangan desimal.
Bentuk evolusi dari angka Arab, yaitu angka Arab Latin (yg banyak kita pergunakan sekarang) muncul pertama kali di Maroko dan Spanyol (Andalusia) di akhir abad ke-10, dan dikenal sebagai angka "Ghubar". Layaknya huruf Latin, angka Ghubar bisa digunakan dari kiri-kanan.
Angka Arab pertama kali diperkenalkan di Eropa melalui Codex Vigilanus yg ditulis oleh Gerbert of Aurillac (Paus Sylvester II) di tahun 976. Namun Gerbert hanya menulis sembilan angka dari 1-9 tanpa angka 0.
Leonardo Fibonacci adalah orang Eropa pertama yg mempergunakan angka Arab dalam bukunya, Liber Abaci yg ditulis tahun 1202. Fibonacci, tumbuh besar di Afrika Utara bersama ayahnya yg seorang pedagang Italia yg sukses di Algeria (Kesultanan Almohad). Dia menghabiskan masa mudanya dengan mempelajari sistem angka Arab, dan menyadari betapa simpel dan efisiennya angka Arab dibanding dengan angka Romawi yg dipergunakan di Eropa. Di usia 32 tahun, Fibonacci menulis Liber Abaci. Sejak itu, perlahan angka Arab menjadi populer di Eropa, seiring dengan dimulainya zaman Renaissance.
Di abad ke-12, buku karya Al-Khwarizmi diterjemahkan ke bahasa Latin menjadi "Liber Algebrae et Almucabola".
Di Eropa, angka Arab yg telah berevolusi menjadi angka Arab Latin digunakan bersandingan dengan huruf Latin. Mereka (orang Eropa) menyebutnya angka Arab, tapi orang Arabnya sendiri menyebutnya angka India. Ini karena orang Eropa abad pertengahan belum begitu mengenal bangsa-bangsa Asia dengan baik, jadi mereka menganggap semua tentang Asia sebagai Arab, termasuk angka India ini
Evolusi Angka Arab
Angka Arab Latin ini kemudian menjadi populer dan menggantikan angka Romawi di Italia dan kemudian seluruh Eropa. Angka Arab Latin yg simpel sangat memudahkan para akuntan dalam pencatatan transaksi. Ditambah lagi sejak ditemukannya Mesin Cetak di abad ke-15, angka Arab Latin menjadi sangat populer dan digunakan di hampir semua kerajaan di Eropa.
Di masa kolonialisme, orang-orang Eropa memperkenalkan angka Arab Latin ke negri-negri jajahannya di berbagai penjuru dunia, seperti India (balik lagi ke India dah), Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika, Amerika, dll.
Sekarang, angka Arab Latin telah menjadi angka Internasional dan digunakan di hampir seluruh dunia. Bahkan di negara yg tidak menggunakan huruf Latin sekalipun, seperti Cina, Korea, Jepang, India, Thailand, dll, angka Arab Latin sesekali digunakan menggantikan angka tradisionalnya. Sedangkan angka Romawi terkadang masih digunakan untuk tujuan formalitas atau seni.
sumber
Sistem bilangan Arab atau Angka Arab (Arabic Numerals) merupakan sebuah sistem bilangan populer yg terdiri dari angka 0-9, sistem angka ini paling banyak digunakan di zaman modern ini. Angka Arab, dipopulerkan oleh matematikawan Muslim di abad pertengahan, kemudian menyebar ke Eropa beberapa abad kemudian, dan menjadi angka standar dunia sejak zaman kolonial.
Angka Arab
Fakta yang lucu dari angka Arab ini gan, di saat masyarakat umum dunia menyebutnya angka Arab, tapi orang Arabnya sendiri justru menyebutnya sebagai angka Hindi/India/??? ???? Hal ini juga bisa dilihat dari judul buku terkenal (judulnya doang gan belom isinya) karangan matematikawan Arab, Al-Kindi, yaitu Kitab fi Isti'mal al-'Adad al-Hindi (Penggunaan Angka India).
Angka Arab emang aslinya berasal dari India gan.
Bentuk awalnya adalah Sistem Angka Brahmi yg dikembangkan oleh matematikawan India di sekitar tahun 300 SM. Namun sistem angka ini belum mengenal angka "0", angka 10, 20, 30, 100, 1000, dst. punya simbol sendiri layaknya angka lain. Jadi angkanya dari 1-10 gan, bukan 0-9. Sistem ini terus berkembang hingga angka "0" diperkenalkan 800 tahun kemudian oleh astronomer India, Aryabhata.
Angka Brahmi
Lalu seorang matematikawan Muslim dari Persia Al-Khawarizmi memperkenalkan sistem angka India ke dunia Islam melalui bukunya "al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal Muqabala" (Ringkasan Perhitungan Al-Jabar dan Penyeimbangan) ditahun 825, dan oleh Al-Kindi dalam bukunya "Kitb f+ Isti'ml al-'Add al-Hind+" di tahun 830. Namun di dalam penulisannya, keduanya masih menggunakan angka Arab tradisional. Angka India pertama kali digunakan di sekitar abad ke-10 oleh matematikawan Persia, Kushyar ibn Labban, yang menulis "Kitab fi Ushul Hisab al-Hind" (Dasar-Dasar Perhitungan India).
Kemudian di sekitar tahun 952-953, Abu al-Hasan al-Uqlidisi dari Syria menambahkan penulisan pecahan dengan menggunakan garis horizontal di antara dua bilangan. Penggunaan tanda koma (,) diperkenalkan oleh Sind ibn Ali untuk penulisan bilangan desimal.
Bentuk evolusi dari angka Arab, yaitu angka Arab Latin (yg banyak kita pergunakan sekarang) muncul pertama kali di Maroko dan Spanyol (Andalusia) di akhir abad ke-10, dan dikenal sebagai angka "Ghubar". Layaknya huruf Latin, angka Ghubar bisa digunakan dari kiri-kanan.
Angka Arab pertama kali diperkenalkan di Eropa melalui Codex Vigilanus yg ditulis oleh Gerbert of Aurillac (Paus Sylvester II) di tahun 976. Namun Gerbert hanya menulis sembilan angka dari 1-9 tanpa angka 0.
Leonardo Fibonacci adalah orang Eropa pertama yg mempergunakan angka Arab dalam bukunya, Liber Abaci yg ditulis tahun 1202. Fibonacci, tumbuh besar di Afrika Utara bersama ayahnya yg seorang pedagang Italia yg sukses di Algeria (Kesultanan Almohad). Dia menghabiskan masa mudanya dengan mempelajari sistem angka Arab, dan menyadari betapa simpel dan efisiennya angka Arab dibanding dengan angka Romawi yg dipergunakan di Eropa. Di usia 32 tahun, Fibonacci menulis Liber Abaci. Sejak itu, perlahan angka Arab menjadi populer di Eropa, seiring dengan dimulainya zaman Renaissance.
Di abad ke-12, buku karya Al-Khwarizmi diterjemahkan ke bahasa Latin menjadi "Liber Algebrae et Almucabola".
Di Eropa, angka Arab yg telah berevolusi menjadi angka Arab Latin digunakan bersandingan dengan huruf Latin. Mereka (orang Eropa) menyebutnya angka Arab, tapi orang Arabnya sendiri menyebutnya angka India. Ini karena orang Eropa abad pertengahan belum begitu mengenal bangsa-bangsa Asia dengan baik, jadi mereka menganggap semua tentang Asia sebagai Arab, termasuk angka India ini
Evolusi Angka Arab
Angka Arab Latin ini kemudian menjadi populer dan menggantikan angka Romawi di Italia dan kemudian seluruh Eropa. Angka Arab Latin yg simpel sangat memudahkan para akuntan dalam pencatatan transaksi. Ditambah lagi sejak ditemukannya Mesin Cetak di abad ke-15, angka Arab Latin menjadi sangat populer dan digunakan di hampir semua kerajaan di Eropa.
Di masa kolonialisme, orang-orang Eropa memperkenalkan angka Arab Latin ke negri-negri jajahannya di berbagai penjuru dunia, seperti India (balik lagi ke India dah), Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika, Amerika, dll.
Sekarang, angka Arab Latin telah menjadi angka Internasional dan digunakan di hampir seluruh dunia. Bahkan di negara yg tidak menggunakan huruf Latin sekalipun, seperti Cina, Korea, Jepang, India, Thailand, dll, angka Arab Latin sesekali digunakan menggantikan angka tradisionalnya. Sedangkan angka Romawi terkadang masih digunakan untuk tujuan formalitas atau seni.
sumber
loading...