Philosophers' Stone by Sir Isaac Newton
Philosophers’ Stone (inilah penulisan yang benar, bukan ‘Philosopher’s Stone’ seperti yang banyak dikatakan orang) atau ‘Lapis Philosophorum’ adalah sebuah unsur kimia legendaris yang dipercaya bisa mengubah logam biasa seperti timbal menjadi emas. Unsur ini juga dipercaya mampu membuat seseorang kembali muda atau bahkan mencapai hidup abadi. Sejak dahulu, unsur inilah yang dicari-cari oleh Ahli Alkemi Eropa seperti Sir Isaac Newton, Nicolas Flamel, dan Frater Albertus.
Philosophers’ Stone adalah simbol dari puncak kesempurnaan ilmu Alkemi yang penuh akan kesan mistis.
Penelitian Alkemi abad pertengahan
Jabir Ibnu Hayyan
Alkemis Persia pada abad ke-8 Masehi, Jabir ibnu Hayyan, memulai pencarian Philosophers’ Stone dengan membagi elemen-elemen alam ke dalam 4 sifat, yaitu : Panas, Dingin, Kering, dan Basah.
- Api disifati dengan Panas dan Kering;
- Tanah disifati dengan Dingin dan Kering;
- Air disifati dengan Dingin dan Basah;
- Udara disifati dengan Panas dan Basah.
Lebih lanjut, Jabir mengajukan teori bahwa setiap metal yang ada di bumi, adalah kombinasi keempat elemen alam tersebut, hanya komposisinya saja yang berbeda-beda. Nahh, karena itu, dimungkinkan untuk merubah suatu metal ke metal yang lain dengan cara mengatur komposisi tersebut, seperti menambahkan sifat Panas, dan menambah sifat Kering dengan cara menambahkan elemen api.
Oleh karena itu, jika kita ingin merubah sebuah metal menjadi metal yang lain, kita harus mempunyai unsur perantara yang dalam Bahasa Arab disebut Al-Iksir (bila diucapkan orang Eropa menjadi Elixir). Jabir sendiri dipercaya sebagai penemu Aqua Regia, yang merupakan campuran Asam Klorida (HCl) dan Asam Nitrit (HNO3) yang kini masih digunakan untuk pelarut Emas.
Pada abad ke-11 Masehi, terjadi debat di antara Alkemis Muslim tentang kebenaran Teori Perubahan Unsur seperti yang dikatakan Jabir. Penentang yang paling keras adalah Avicenna (Ibnu Sina) yang meragukan kebenaran teori tersebut. Menurutnya perubahan itu hanya bisa terjadi pada penampilan unsur-unsur tersebut, tapi tak akan bisa merubah komposisi dari unsur itu sendiri.
Albertus Magnus
Albertus Magnus juga dikenal sebagai Santo Albertus Agung dan Albert dari Koln adalah seorang biarawan Ordo Dominikan yang menjadi terkenal karena pengetahuan universalnya dan advokasi keberadaan damai antara ilmiah dan agama. Dia dianggap sebagai salah satu filsuf Jerman terbesar dan teolog dari Zaman Pertengahan. Dia merupakan pelajar pertama dari Zaman Pertengahan yang menggunakan filosofi Aristoteles ke dalam pemikiran Kristen pada masa itu. Katolik menghormatinya sebagai Doktor Gereja, satu di antara 33 orang dengan gelar tersebut. Menurut legenda, pada Abad ke-13 Masehi, seorang ilmuwan sekaligus filsuf Eropa, Albertus Magnus, telah berhasil menemukan Philosophers’ Stone lewat Teori Perubahan Unsur seperti yang dikatakan Jabir, dan ia menyerahkannya kepada muridnya, Thomas Aquinas, tepat sebelum kematiannya di tahun 1280 M.
Philippus Paracelsus
Alkemis asal Swiss yang hidup di abad ke-16 Masehi, Philippus Paracelsus, percaya betul akan keberadaan Alkahest atau Universal Solvent, sebuah zat yang diyakini bisa melarutkan segala jenis logam. Menurutnya, Alkahest inilah Philosophers’ Stone yang sebenarnya.
Sir Thomas Browne mengatakan dalam Pseudodoxia Epidemica bahwa, “Philosophers’ Stone tidak mustahil untuk diciptakan.” Lebih lanjut, pada abad ke-17 Masehi terbit sebuah buku yang berisi 15 gambar, dan bertajuk Mutus Liber. Di dalamnya terdapat instruksi praktis tentang cara membuat sebuah Philosophers’ Stone secara simbolik.
sumber:http://ekapatriargadani.blogspot.com/2011/08/philoshopers-stone-batu-yang-bisa.html#more
loading...