Dunia paralel atau parallel universe adalah satu bagian dari teori ‘perjalanan waktu’ yang membuatku tertarik, jika tidak bisa dibilang tergugah (halah). Kenyataannya, banyak para pembuat film yang menggunakan teori ini untuk menyajikan cerita yang menarik. Bagaimana seseorang menyaksikan diri mereka sendiri di kehidupan lain, dalam situasi-situasi yang berbeda, pekerjaan yang berbeda, dan sebagainya.
Kenapa cerita tentang dunia paralel menjadi favorit? Simpel, karena hal itu memungkinkan pengarang cerita menciptakan banyak versi dan kehidupan dari tokoh yang sama.
Dunia paralel merupakan kemungkinan-kemungkinan yang bersifat kondisional. Ilmuwan percaya bahwa dunia paralel tercipta setiap saat bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Dunia paralel menyimpan pilihan-pilihan yang tidak kita ambil saat ini. Meski bagiku pribadi, kemungkinannya tidak seluas itu.
Nyata dan tidak nyata
Dalam pandangan bahwa waktu hanya berjalan satu arah, jika kita melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, dan membunuh kakek atau buyut kita, tentunya hal itu berakibat mencegah kelahiran kita ke dunia. Akan tetapi, jika kita tidak pernah ada, kita tidak akan pernah melakukan perjalanan kembali ke masa lalu untuk membunuh leluhur kita. Dan kemungkinan kita tetap akan lahir ke dunia. Itu menjadi semacam siklus-tanpa-akhir yang membingungkan.
Sementara, dalam pandangan yang meyakini akan adanya dunia paralel, perubahan yang kita lakukan di masa lalu tidak berdampak pada dunia dimana kita hidup, melainkan hanya pada dunia dimana kita melakukan tindakan.
Jadi, jika kita melakukan seperti contoh diatas, dengan membunuh leluhur kita di masa lalu, kita mencegah kelahiran ‘diri kita’ di dimensi tersebut, bukan di dunia yang sama tempat kita hidup.
Perjalanan waktu
Ada banyak teori dan penjelasan tentang perjalanan waktu, yang aku sendiri masih kurang mudeng.
Stephen Hawking meyakini adanya lubang cacing atau wormhole pada permukaan segala hal, termasuk ruang dan waktu. Lubang cacing ini yang ia yakini sebagai jembatan menuju ruang dan waktu yang lain. Seperti jalan pintas, atau lebih canggihnya semacam teleporter dan mesin waktu.
Teori fisika kuantum ini aku ingat pernah digambarkan dalam film The Last Mimzy. Awalnya aku kira film ini seperti film fantasi anak-anak kebanyakan . Tapi ide-ide yang ditampilkan dalamnya sangat kental aroma sci-fi dan fisika-nya. (Asek.) Ada satu adegan favorit yang masih kuingat, yaitu ketika Noah, si abang, men-teleport kaleng soda keatas meja.
Dalam adegan itu digambarkan ruang (space) di sekitar mereka terlihat terhubung oleh semacam jaring-jaring tak-kasat-mata, atau dalam hal ini menggambarkan jalur-jalur lubang cacing.
Secara teori kira-kira seperti itulah fungsi lubang cacing-nya Stephen Hawking. Tak hanya tempat, lubang cacing bisa saja menghubungkan ke waktu yang berbeda. Namun diperlukan teknologi khusus agar lubang yang lebih kecil dari atom itu menjadi cukup besar untuk dilalui manusia.
Dalam hal dunia paralel, Hawking berkeyakinan bahwa dunia paralel itu memang ada, namun tidak sama dengan realita. Artinya, dunia paralel itu, menurutnya, hanya seperti pantulan cermin dari dunia yang kita tinggali, namun tidak nyata.
Sementara ilmuwan Jepang terkenal, Dr. Michio Kaku berpendapat bahwa dunia paralel itu nyata. Ia menggambarkannya seperti sisi luar dari sebuah kolam. Bagi ikan yang tinggal didalam air, ia tidak dapat melihat dunia diluar kolam tempat tinggalnya. Akan tetapi dunia lain itu ada dan si ikan dapat merasakannya melalui gelombang dan cahaya yang berasal dari darat.
Seperti yang sudah kubilang tadi, aku sendiri (ingin) percaya bahwa dunia paralel itu ada. Dan ia bersifat probabilitas kondisional. Tapi, bukan berarti aku meyakini bahwa setiap kejadian memiliki versi paralelnya. Dalam arti, kalau kita menyeberang jalan dan selamat, tidak berarti ada dunia paralel dimana kita menyeberang dengan tidak selamat, misalnya karena ketabrak mobil dan sebagainya. Kecuali ada pemicu yang memungkinkan hal itu terjadi. Misalnya kita menyeberang sambil maenin hape atau make-up-an. Di dunia yang kita jalani mungkin saja kita bisa menyeberang jalan dengan selamat, namun diri kita di dunia paralel mungkin tidak begitu beruntung.
Tapi, sekali lagi, itu hanya khayalanku. Pastinya ada banyak pemicu dari luar dan pilihan-pilihan yang dapat menyebabkan berbagai kemungkinan terjadi.
Walau pembuktian tentang dunia paralel belum bisa disediakan, setidaknya oleh dunia ilmiah, namun kita dapat memetik pelajaran seperti pentingnya merenungkan hal-hal yang bisa terjadi akibat tindakan kita. Dan juga bahwa segala hal bisa terjadi ketika kita menentukan tujuan dari tindakan tertentu. Jika kita memiliki keyakinan yang kuat dalam menetapkan tujuan dan cita-cita, apapun jalan yang akan kita pilih untuk dilalui, pada akhirnya kita tetap akan tiba di tempat yang kita inginkan. Insya Allah…
sumber
loading...