Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah bersabda tentang tulang ekor.
كُلُّ ابْنِ آدَمَ يَأْكُلُهُ التُّرَابُ إِلاَّ عَجْبَ الذَّنَبِ مِنْهُ خُلِقَ وَفِيهِ يُرَكَّبُ
“Setiap (bagian tubuh) anak Adam
pasti akan dimakan tanah, kecuali tulang ekor. Darinya ia telah
diciptakan dan darinya ia akan disusun kembali” (HR. Muslim)
Hadits ini disampaikan Rasulullah berabad-abad yang lalu. Sebelum ilmu
pengetahuan mampu menjangkau dan menegaskan apakah hal tersebut bisa
dibuktikan secara ilmiah.
Hingga kemudian, serangkaian penelitian di abad moder membuktikan bahwa
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut 100 persen benar.
Tulang ekor tak dimakan tanah
Menurut Wikipedia, tulang ekor adalah bagian paling ujung dari kolom
tulang belakang pada primata tak berekor. Terdiri dari tiga sampai lima
vertebra (vertebra koksigeal) terpisah atau menyatu di bawah sakrum. Ia
tersambung dengan sakrum oleh sendi fibrocartilaginous, simfisis
sakroksigeal, yang memungkinkan gerakan terbatas antara sakrum dan
koksiks.
Dr. Othman al Djilani, seorang profesor bidang histology dan pathologi
Sana’a University, melakukan penelitian bersama Syaikh Abdul Majid dalam
rangka menguji tulang ekor. Pada Ramadhan 1423 H, mereka membakar
tulang ekor dengan suhu tinggi selama 10 menit hingga warnanya berubah
menjadi hitam pekat. Kemudian mereka membawa tulang tersebut ke al Olaki
Laboratory, di Sana’a, Yaman untuk dianalisis. Hasil laboratorium
menunjukkan sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Masya
Allah.
Penelitian itu juga menjelaskan mengapa ketika dilakukan penggalian
makam lama yang telah berusia berpuluh-puluh bahkan beratus tahun,
ditemukan tulang ekor yang tidak hancur. Benar-benar sesuai dengan sabda
Rasulullah.
Tulang ekor pusat sel dan jaringan
Han Spemann, seorang ilmuwan Jerman berhasil mendapatkan hadiah nobel
bidang kedokteran pada tahun 1935. Dalam salah satu penelitiannya, ia
menemukan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor. Dalam penelitian
tersebut ia memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata dan
mengimplantasikannya ke dalam embrio organizer.
Pada waktu sperma membuahi ovum (sel telur), pembentukan janin pun
dimulai. Ketika ovum telah terbuahi menjadi zigot, ia terbelah menjadi
dua sel dan terus berkembang biak sehingga terbentuk lempengan embrio
yang memiliki dua lapisan. Salah satu lapisan disebut Internal Hypoblast
yang memiliki beberapa unsur dan jaringan. Salah satunya
Han juga mencoba cara lain. Tulang ekor direbus dan kemudian dihancurkan
dengan ditumbuk menjadi serpihan halus. Lalu ia mencoba
mengimplantasikan pada janin hewan yang masih dalam tahap permulaan
embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin
sekunder pada guest body.
Masya Allah… benarlah sabda Rasulullah. Padahal beliau mensabdakannya 14
abad yang lalu. Sebelum sains bisa bicara banyak tentang tulang ekor.
Sumber
Sumber
loading...