Pada tanggal 29 April 1925 Fawcett masih melakukan kontak dengan
isterinya melalui telegrap, ia mengatakan akan memasuki sebuah kawasan
peradaban tertutup di hutan Amazon, ia akan menyeberangi hulu sungai
Xingu di tenggara anak sungai Amazon.
Dan sejak itu tidak ada kabar terdengar lagi dari mereka. Matto Grosso
adalah nama region di sekitar sungai Xingu tempat dimana mereka
menghilang.
Banyak yang mengira mereka tewas dibunuh oleh suku Indian setempat, Suku
Kalapalos satu dari tiga suku indian terakhir yang bertemu dengan
mereka mengatakan bahwa mereka tampak seperti sedang sakit.
Tidak ada bukti yang menguatkan adanya pembunuhan oleh suku suku Indian
yang mereka masuki wilayahnya. Sebab suku suku Indian di wilayah Matto
Grosso cukup ramah, kecuali Suku Indian disebelah Timur.
Pada tahun 1927 sebuah plat nama milik Fawcett ditemukan pada salah satu
suku Indian lainnya, tapi plat ini ternyata diberikan langsung oleh
Fawcett kepada kepala suku pada ekspedisi 5 tahun sebelumnya.
Dan pada tahun 1933 bulan Juni, Kolonel Aniceto Botelho menemukan sebuah
Kompas milik Fawcett di region Mato Grosso disekitar pemukiman Indian
Suku Bacairy.
Dan hasil penyelidikan mengatakan bahwa perjalanan memasuki belantara
Amazon dimulai setelah kompas itu tertinggal di pemukiman Bacairy. Bisa
jadi ia mampir dipemukiman, mengutarakan maksudnya memasuki hutan dan
dijamu oleh suku Bacairy dan kompas itu terlupa dibawanya.
Pertemuan dengan Penjelajah Lain
Dalam sebuah buku yang saya baca (The Fate of Colonel Fawcett), ada dua
penjelajah lain yang pernah bertemu Fawcett di pedalaman Amazon, Fawcett
dikatakan hidup selama lima tahun bersama suku Indian.
Ia mengumpulkan bermacam macam batu bersama seorang yang lebih muda dan
seorang lagi sedikit lebih tua. Tom Roch petualang pertama yang
menemukan mereka pada tahun 1931 di region Matto Grosso.
Dan seorang lagi adalah Miguel Trucchi. Kepada Miguel, Fawcett
mengatakan ia memiliki alasan khusus untuk tetap tinggal dan menetap
bersama suku Indian pedalaman, namun lokasi mereka bertemu bukan di
Matto Grosso tapi di Rio das Mortes.
Dan pada bulan Juli 1933, Seorang Administrator Apostolik di wilayah
Matto Grosso yang bernama Monseigneur Couturon mengirimkan catatan
perjalanannya ketika melalui Sungai Kuluene yang isinya menyebutkan
bahwa mereka bertemu tiga orang yang sesuai ciri cirinya dengan tim
Fawcett pada tahun 1932, dilaporan itu tertulis Fawcett tinggal dan
menetap bersama Suku Indian Aruvudu . Jack Fawcett junior telah menikah
dengan wanita Indian dan memiliki seorang anak laki laki.
Namun pada tahun 2005 kisah lain muncul, seorang penulis dari The New
Yorker, David Grann mengunjungi suku indian Kalapalos dan mendapatkan
cerita dari mulut ke mulut bahwa, Fawcett dan timnya menetap bersama
mereka untuk sementara dan melanjutkan perjalanan ke arah timur.
Suku Kalapalos juga mengingatkan mereka agar tidak memasuki peradaban
yang mereka cari diarah timur itu, sebab wilayah itu dijaga oleh suku
indian yang suka menyerang.
Lima hari sepeninggalan Fawcett ke arah timur, terlihat bumbungan asap
meninggi dari perkemahan mereka. Semua itu disaksikan oleh suku
Kalapalos. Kisah lengkap pencarian jejak Fawcett di tulis pada buku The
Lost City of Z.
Peradaban Kuhikugu dan The Lost City of Z
Baiklah, pencarian kita mulai. Kuhiguku adalah sebuah situs peninggalan
masa lalu dari sebuah peradaban Indian di hutan hujan Amazon, berlokasi
di tenggara hulu sungai Xingu, Brazil. Apa yang unik dengan situs ini
adalah, hampir semua yang di tuliskan oleh penjelajah Portugis pada
Manuskrip 512 mirip dengan situs ini.
Manuskrip 512 menceritakan adanya gerbang besar menuju kota yang
dikelilingi rumah-rumah besar dan ada kuil di dalamnya, kota misterius
tanpa penghuni yang memiliki plasa megah, kolam-kolam air mancur dan
jalan-jalan yang luas.
Siapa pun pasti akan terkagum kagum jika melihat bentuk suatu kota megah yang belum pernah dilihat sama sekali.
Nah bagaimana dengan situs Kuhiguku? Situs ditemukan pertama kali oleh
Michael Heckenberger bersama suku lokal Kuikuro yang merupakan keturunan
dari suku Kuhikugu.
Situs ini berlokasi di hulu sungai Xingu, memiliki dua puluh delapan
kota dan desa-desa di area seluas 7.700 km persegi yang mampu menampung
50.000 orang penduduk. Peradaban yang diperkirakan ada sejak 1.500 tahun
lalu dihuni kembali sekitar 400 tahun lalu.
Banyak parit-parit pagar pertahanan yang besar dibangun disekitar
pemukiman, memiliki beberapa plasa melingkar seluas 150 m di beberapa
kota. Kota-kota dan pemukiman Kuhikugu ini dihubungkan oleh jalan-jalan
yang lebar, sungai-sungai yang diatur disisi jalan raya dengan
jembatan-jembatan penyeberangan yang bisa dilintasi oleh sampan-sampan
kano di bawahnya.
Masyarakatnya hidup dengan bercocok tanam, mereka juga membangun
bendungan dan kolam-kolam ikan. Dan tradisi berternak ikan ini masih
diteruskan oleh Suku Kuikuro yang mewarisi tradisi suku pendahulu
mereka, peradaban Kuhikugu.
Peradaban ini mulai ditinggalkan penduduknya pada awal abad ke 16,
ketika itu penjelajah Eropa datang dan menetap di pemukiman mereka
dengan membawa wabah.
Hampir dua pertiga penduduknya mati akibat wabah ini, dan kota pun
ditelan oleh rimbunnya hutan belantara Amazon, hingga ditemukan kembali
oleh penjelajah Portugis pada tahun 1743 dan diberi nama City of Z oleh
Percy Harrison Fawcett.
Nah apakah kalian bisa membandingkan gambaran tentang kota misterius
dari Manuskrip 512 dengan Peradaban Kuhikugu dilokasi yang sama? Hulu
sungai Xingu adalah region Matto Grosso, memiliki banyak kesamaan dengan
kota yang ditemui penjelajah Portugis pada 1743.
Posisi Google Earth: 11.232 S 53.185 W
Situs Kuhikugu saat ini menjadi bagian dari Taman Nasional Xingu (Xingu
Indigenous Park) seluas 26,420 Kilometer persegi di Hutan hujan Amazon,
Brazil. Presiden Brazil saat itu, Janio Quadros menandatangani peresmian
Taman Nasional Xingu pada 14 April 1961.
loading...