Pacaran... sebuah kata yang sangat indah... INDAH, buat mereka yang punya pacar.
Dewasa ini, menurut survei yang dilakukan oleh Badan Asosiasi Peneliti Urusan Kasmaran (BAPUK), populasi orang-orang dengan status pacaran semakin meningkat tiap tahunnya. Tentunya ini menimbulkan tanda tanya besar.
Mengapa bisa sampai terjadi demikian? Bukankah pada dasarnya semua orang ingin memiliki pacar?
Karena segala keresahan harus diberikan jawaban, maka saya dibantu ribuan agen intelijen yang tersebar di mana-mana bahkan hingga ke dalam kargo-kargo yang berisi bahan pangan untuk masyarakat Afrika, berinisiatif untuk mencari tahu apa saja alasan orang-orang untuk tidak berpacaran.
Dan hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. R.B.T
Belakangan diketahui kalau alasan paling utama masyarakat mulai enggan untuk mengikat dirinya dalam ikatan pacaran adalah tak lain tak bukan karena mereka malas direpotkan oleh keribetan-keribetan yang akan ditimbulkan nanti. Kita sama-sama tahu kalau pacaran itu sama saja mempertemukan dua orang dengan dua kepribadian yang berbeda, dengan kepentingan yang berbeda pula. Oleh karena itu, akan ada komitmen-komitmen baik yang terucap maupun tidak terucap. Dan dari komitmen-komitmen itu akan hadir masalah-masalah, yang pada akhirnya akan berujung pada ribet sendiri tiada bisa menikmati hidup.
Oleh karena itu, daripada pacaran tapi malah tidak hepi banyak yang dibatasi ini-itu pakyu, beberapa orang lebih memilih tidak pacaran daripada maksain pacaran sama orang yang gak sesuai.
2. Trauma
Dalam ilmu psikolog, kata “trauma” mengacu pada pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan, yang sering menghasilkan efek mental dan fisik berkelanjutan. Nah, banyak anak-anak muda jaman sekarang isi kepalanya sudah seperti orang kepala tiga ke atas, penuh problematika dan drama. Sangat menyedihkan di kala melihat anak-anak muda yang hidupnya kurang relax dan santai dalam menghadapi hidup ini khususnya dalam ranah percintaan. Baru dikhianati pacar aja traumanya sampe bertahun-tahun. Lemah.
3. Selam Dibalik
Yang namanya Hak Asasi Manusia itu harus dijunjung tinggi dalam segala sendi kehidupan sehari-sehari, bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Nah, salah satu Hak Asasi Manusia yang paling prinsipil dan hakiki adalah hak untuk malas. Manusia berhak untuk merasa malas terhadap segala sesuatu yang dia lakukan. Banyak juga yang merasa malas untuk pacaran. Mungkin mereka merasa udah pernah, jadi entar-entaran aja lah, santai weh. Ini adalah counter balance dari poin nomor 2 di atas.
4. Free Bird
Poin yang ke-4 ini ditulis dalam keadaan sambil mendengarkan sebuah lagu dari Gil Scott Heron yang berjudul “This Is A Prayer For Everybody In The World To Be Free”. Mengingatkan saya akan faktor paling sederhana dalam hidup namun memiliki dampak yang sangat besar: kebebasan. Mereka yang merasa bahwa pacaran adalah kekangan perbudakan gaya baru, memilih untuk meninggalkan segala macam gaya hidup berpacaran, apalagi gaya pacaran masa kini dengan segala tautan komunikasi serba cepat yang menuntut segala amcam informasi dan privasi layaknya menara pengawas panoptikon, menguasai jaringan seluler, radio dan kanal-kanal berita. Kalian sudah diawasi.
5. Gak Laku
Saya rasa untuk poin yang satu ini tidak perlu saya jelaskan lagi secara panjang dan lebar, karena kalo panjang kasian cewek-cewek, dan kalo lebar kasian cowok-cowok. Saya rasa, untuk poin yang satu ini, yang kita perlukan hanyalah sikap mawas diri dan tepo seliro. Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
Sekian, wassalam.
sumber
loading...