Mengisahkan perjalanan panjang (long march) prajurit RI, yang diperintahkan kembali ke pangkalan semula yaitu jawa barat setelah pertempuran yang terjadi di Yogyakarta. Rombongan hijrah prajurit dan keluarga itu dipimpin Kapten Sudarto (Del Juzar). Selama perjalanan panjang pulang kelompok ini mengalami berbagai kisah menyedihkan, pertempuran dan yang paling menegangkan adalah penyerangan yang dilakukan oleh pasukan angkatan udara Belanda dengan pesawat-pesawat tempurnya, perjalanan cinta yang terjadi selama dalam perjalanan dan juga penghianatan. Perjalanan diakhiri dengan telah berdaulat penuhnya Republik Indonesia pada 1950. Kisah ini disajikan dalam bentuk narasi. Fokusnya pada Kapten Sudarto yang dilukiskan bukan bagai "pahlawan", tapi sebagai manusia.
Meski sudah beristri di tempat tinggalnya, selama di Yogya dan dalam perjalanan ia terlibat cinta dengan dua gadis. Ia sering tampak sebagai peragu. Waktu keadaan damai datang, ia malah harus menjalani penelitian, karena adanya laporan dari anak buahnya yang tidak menguntungkan sepanjang perjalanan. Ia memilih tidak memenuhi panggilan penelitian dan memilih keluar dari tentara, apalagi melihat anak buah tadi sudah bergaya dengan jip dinasnya. Film diakhiri dengan ditembaknya Sudarto oleh anggota partai komunis yang diperanginya waktu terjadi Peristiwa Pemberontakan PKI Madiun (1948). Suatu hal yang secara prinsip ditentangnya karena berarti perang saudara. Revolusi juga memakan korban anaknya sendiri yang baik, begitu kira-kira yang ingin dikemukakan film ini.
Berikut adalah cuplikan video film pertama yang dibuat Indonesia Darah dan Doa:
loading...