Penyakit Virus HIV AIDS yang menewaskan banyak orang dan belum ditemukan
obatnya itu terdengar sangat mengerikan. Acquired Immunodeficiency
Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau
infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
"Pengurangan populasi merupakan prioritas tertinggi dari kebijakan luar negeri AS terhadap negara-negara dunia ketiga. Pengurangan dari penduduk negara-negara ini merupakan masalah vital bagi keamanan nasional AS" - Henry Kissinger, 1974 (Gray, 2009 : 106).
Asal usul HIV/AIDS diawali dari bocornya catatan rahasia yang mengandung dua poin penting milik salah satu tim khusus di Laboratorium Fort Detrick AS, Willace L. Pannier ke dunia maya (Ridaysmara, 2010 : 381-384).
Pertama, HIV merupakan istilah baru bagi virus lama bernama SV40 yang digunakan oleh Dokter Hilary Koprowski untuk menginfeksi sistem imun 300.000 orang negro Afrika pada tahun 1957 hingga 1960 (Gray, 2009 : .96-102).
Koprowski melakukan 'percobaan' infeksi vaksin polio melalui mulut (live oral polio vaccine) kepada ras kulit hitam di Afrika atas dasar rasisme. Namun demikian, Koprowski menolak tuduhan bahwa ia terlibat dalam menciptakan AIDS dan mengatakan bahwa demografi dari persebaran penyakit di Afrika dapat dijelaskan dengan faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan prosedur vaksinasi (Gray, 2009 : 97).
Kedua, disebutkan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan ini digagas oleh George W. Bush, George H.W Bush, Prescott Bush, Rockefeller, Harriman dan berbagai elit politik Amerika yang difasilitasi oleh CIA, Rockefeller Foundation dan National Institute of Health (In Lies We Trust 2007).
Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang "disponsori pemerintah AS" di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS.
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan
virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Bermacam-macam teori dikemukakan asal mula dari HIV AIDS ini, entah mana
yang benar. Apa sajakah teorinya tersebut? mari kita simak bersama.
Seks Bebas di Kinshasa 1920-an
Untuk menguak misteri tersebut, tim internasional mencoba untuk merekonstruksi genetika HIV. Untuk mencari tahu di mana nenek moyang tertuanya pada manusia berasal. Temuan dalam bidang arkeologi virus digunakan untuk menemukan asal pandemi. Demikian laporan tim dalam jurnal Science. Para ahli menggunakan arsip sampel kode genetik HIV untuk melacak sumbernya.
Dan ternyata, asal usul pandemi terlacak dari tahun 1920-an di Kota Kinshasa yang kini menjadi bagian dari Republik Demokratik Kongo. Laporan mereka menyebut, perdagangan seks yang merajalela, pertumbuhan populasi yang cepat, dan jarum tak steril yang digunakan di klinik-klinik diduga menyebarkan virus tersebut. Menciptakan kondisi 'badai yang sempurna'.
Sementara itu, rel kereta yang dibangun dengan dukungan Belgia di mana 1 juta orang melintasi kota tiap tahunnya membawa virus HIV ke wilayah sekitarnya. Lalu ke dunia. Tim ilmuwan dari University of Oxford dan University of Leuven, Belgia mencoba merekonstruksi 'pohon keluarga' HIV dan menemukan asal muasal nenek moyang virus itu.
Seks Bebas di Kinshasa 1920-an
simian immunodeficiency virus (SIVcpz)
Untuk menguak misteri tersebut, tim internasional mencoba untuk merekonstruksi genetika HIV. Untuk mencari tahu di mana nenek moyang tertuanya pada manusia berasal. Temuan dalam bidang arkeologi virus digunakan untuk menemukan asal pandemi. Demikian laporan tim dalam jurnal Science. Para ahli menggunakan arsip sampel kode genetik HIV untuk melacak sumbernya.
Dan ternyata, asal usul pandemi terlacak dari tahun 1920-an di Kota Kinshasa yang kini menjadi bagian dari Republik Demokratik Kongo. Laporan mereka menyebut, perdagangan seks yang merajalela, pertumbuhan populasi yang cepat, dan jarum tak steril yang digunakan di klinik-klinik diduga menyebarkan virus tersebut. Menciptakan kondisi 'badai yang sempurna'.
Sementara itu, rel kereta yang dibangun dengan dukungan Belgia di mana 1 juta orang melintasi kota tiap tahunnya membawa virus HIV ke wilayah sekitarnya. Lalu ke dunia. Tim ilmuwan dari University of Oxford dan University of Leuven, Belgia mencoba merekonstruksi 'pohon keluarga' HIV dan menemukan asal muasal nenek moyang virus itu.
"Anda bisa melihat jejak sejarahnya dalam genom saat ini data yang
terekam, tanda mutasi dalam genom HIV tidak bisa dihapus," kata Profesor
Oliver Pybus dari University of Oxford.
Dengan membaca tanda mutasi tersebut, tim bisa menyusun kembali pohon keluarga dan melacak akarnya. HIV adalah versi mutasi dari virus simpanse, yang dikenal sebagai simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang mungkin melakukan lompatan spesies, ke manusia, melalui kontak dengan darah yang terinfeksi.
Dengan membaca tanda mutasi tersebut, tim bisa menyusun kembali pohon keluarga dan melacak akarnya. HIV adalah versi mutasi dari virus simpanse, yang dikenal sebagai simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang mungkin melakukan lompatan spesies, ke manusia, melalui kontak dengan darah yang terinfeksi.
Virus ini menyebar pertama kali pada para pemburu simpanse mungkin
ketika menangani daging hewan itu. Kasus pertama dilaporkan di Kinshasa,
Republik Demokratik Kongo, pada 1930.
Virus membuat lompatan pada beberapa kesempatan. Salah satunya mengarah pada HIV-1 subtipe O yang menyebar di Kamerun. Kemudian, HIV-1 subtipe M yang menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia.
Virus membuat lompatan pada beberapa kesempatan. Salah satunya mengarah pada HIV-1 subtipe O yang menyebar di Kamerun. Kemudian, HIV-1 subtipe M yang menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia.
Pada tahun 1920-an, Kinshasa yang dulu disebut Leopoldville hingga 1966
adalah bagian dari Kongo yang dikuasai Belgia. "Kota itu sangat besar
dan sangat cepat pertumbuhannya. Catatan medis era kolonial menunjukkan
tingginya insiden sejumlah penyakit seksual," kata Profesor Oliver
Pybus.
Kala itu, buruh-buruh pria mengalir ke kota, memicu ketudakseimbangan gender, dengan perbandingan pria dan wanita 2:1 yang memicu maraknya perdagangan seksual. Plus faktor praktik pengobatan penyakit dengan suntikan tak steril yang efektif menyebarkan virus.
Kala itu, buruh-buruh pria mengalir ke kota, memicu ketudakseimbangan gender, dengan perbandingan pria dan wanita 2:1 yang memicu maraknya perdagangan seksual. Plus faktor praktik pengobatan penyakit dengan suntikan tak steril yang efektif menyebarkan virus.
"Aspek menarik lainnya adalah jaringan transportasi yang membuat
orang-orang berpindah dengan mudah." Sekitar 1 juta orang menggunakan
jaringan rel Kinshasa pada akhir tahun 1940-an."
Dan virus pun menyebar luas, awalnya ke kota tetangga Brazzaville, lalu meluas ke area provinsi yang perekonomiannya ditopang penambangan, Katanga. Kondisi 'badai sempurna', hanya berlangsung selama beberapa dekade di Kinshasa. Namun saat itu berakhir, HIV terlanjur menyebar ke seluruh dunia.
Teori Green Monkey
Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah "Senjata etnis" yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam.
Dan virus pun menyebar luas, awalnya ke kota tetangga Brazzaville, lalu meluas ke area provinsi yang perekonomiannya ditopang penambangan, Katanga. Kondisi 'badai sempurna', hanya berlangsung selama beberapa dekade di Kinshasa. Namun saat itu berakhir, HIV terlanjur menyebar ke seluruh dunia.
Teori Green Monkey
ilustrasi teory green monkey
Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah "Senjata etnis" yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam.
Sebagian orang bahkan menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa
dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para
pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan
bahwa teori monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS
terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang.
Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah
digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan
merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh
komunitas ilmiah.
Teori Konspirasi AIDS
Pada dasarnya teori konspirasi memberikan narasi tentang sejarah bangsa barat mengenai asal usul kemunculan HIV/AIDS. Teori ini menyebutkan bahwa HIV/AIDS merupakan senjata biologis yang sengaja dibuat oleh Amerika Serikat untuk mengendalikan jumlah penduduk dunia.
Teori Konspirasi AIDS
Pada dasarnya teori konspirasi memberikan narasi tentang sejarah bangsa barat mengenai asal usul kemunculan HIV/AIDS. Teori ini menyebutkan bahwa HIV/AIDS merupakan senjata biologis yang sengaja dibuat oleh Amerika Serikat untuk mengendalikan jumlah penduduk dunia.
"Pengurangan populasi merupakan prioritas tertinggi dari kebijakan luar negeri AS terhadap negara-negara dunia ketiga. Pengurangan dari penduduk negara-negara ini merupakan masalah vital bagi keamanan nasional AS" - Henry Kissinger, 1974 (Gray, 2009 : 106).
Asal usul HIV/AIDS diawali dari bocornya catatan rahasia yang mengandung dua poin penting milik salah satu tim khusus di Laboratorium Fort Detrick AS, Willace L. Pannier ke dunia maya (Ridaysmara, 2010 : 381-384).
Pertama, HIV merupakan istilah baru bagi virus lama bernama SV40 yang digunakan oleh Dokter Hilary Koprowski untuk menginfeksi sistem imun 300.000 orang negro Afrika pada tahun 1957 hingga 1960 (Gray, 2009 : .96-102).
Koprowski melakukan 'percobaan' infeksi vaksin polio melalui mulut (live oral polio vaccine) kepada ras kulit hitam di Afrika atas dasar rasisme. Namun demikian, Koprowski menolak tuduhan bahwa ia terlibat dalam menciptakan AIDS dan mengatakan bahwa demografi dari persebaran penyakit di Afrika dapat dijelaskan dengan faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan prosedur vaksinasi (Gray, 2009 : 97).
Kedua, disebutkan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan ini digagas oleh George W. Bush, George H.W Bush, Prescott Bush, Rockefeller, Harriman dan berbagai elit politik Amerika yang difasilitasi oleh CIA, Rockefeller Foundation dan National Institute of Health (In Lies We Trust 2007).
Mereka sepakat untuk menjalankan agenda 'Eugenic Movement' sekitar tahun
1900-an. 'Eugenic Movement' merupakan gerakan rasialis untuk
menghancurkan ras manusia yang dianggap inferior dan meningkatkan ras
manusia superior.
Selain itu, HIV/AIDS dibuat oleh CIA untuk menginfeksi bangsa
African-American yang berada di Amerika (TIME, 2013). Pada dasarnya,
'Eugenic Movement' dilakukan oleh Amerika untuk menekan jumlah populasi
dunia dengan sasaran utama orang-orang berkulit hitam.
Selain informasi yang didapatkan dari catatan rahasia milik Pannier, munculnya berbagai persepsi masyarakat dunia tentang vaksin HIV/AIDS menjadikan teori konspirasi semakin kompleks. Hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.
Selain informasi yang didapatkan dari catatan rahasia milik Pannier, munculnya berbagai persepsi masyarakat dunia tentang vaksin HIV/AIDS menjadikan teori konspirasi semakin kompleks. Hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.
Obat-obat yang kini diberikan hanya bersifat memperpanjang usia
penderita dan memperbesar kemungkinan untuk menularkan penyakit tersebut
kepada individu lain, seperti Terapi Antiretroviral (ARV).
Persepsi tersebut mendorong pemikiran kritis tentang strategi kelompok
elit dalam menciptakan penyakit beserta obatnya. Fakta yang mengejutkan
muncul dari ketiga penjahat kemanusiaan, yaitu keluarga Bush,
Rockefeller dan Harriman yang ternyata bergabung dalam satu komunitas
dan berkuliah di Yale University.
Kemudian faktanya, Yale University adalah pemegang hak paten dari salah
satu obat utama HIV yang dikenal dengan 'Zenit' atau 'd4t' pada awal
tahun 1990-an dengan royalti yang diterima sebesar $328.000.000,00
(Arno, 1992 : 102).
Namun, seperti yang diketahui bahwa 'Zenit' tidak menghilangkan HIV,
tetapi hanya memperpanjang usia sang penderita yang otomatis dapat terus
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang "disponsori pemerintah AS" di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS.
Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh
simpanse. Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya
HIV. Banyak orang masih merasa takut mendapat vaksin hepatitis B
lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para dokter
senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat
dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.
Kemungkinan besar HIV 'masuk' ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan.
Kemungkinan besar HIV 'masuk' ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan.
Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan,
bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di
New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum
AIDS menjadi penyakit 'resmi').
Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi
dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap
sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan
adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul
setelah tahun 1982.
Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi
sebagai saluran tempat 'berjangkitnya' HIV ke populasi gay di Amerika.
Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun
antara AIDS dengan vaksin tersebut.
Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan kepada publik bahwa 'tak seorang pun kebal AIDS', faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan pasangan seksual mereka.
Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan kepada publik bahwa 'tak seorang pun kebal AIDS', faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan pasangan seksual mereka.
Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?
Keserupaan dengan FLU Burung
Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahwa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?
Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial 'tertentu'.
Keserupaan dengan FLU Burung
Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahwa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?
Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial 'tertentu'.
Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari
Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute
menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen
resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen
semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin merupakan 'virus
buatan manusia yang menyerang ras tertentu' dibandingkan peristiwa
alamiah.
Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan 'masyarakat umum' bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. 'AIDS adalah penyakit gay' adalah jargon yang sering dikumandangkan media.
Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, "Saya pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual ."
Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan 'masyarakat umum' bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. 'AIDS adalah penyakit gay' adalah jargon yang sering dikumandangkan media.
Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, "Saya pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual ."
Gallo melanjutkan, "AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi
bagi masyarakat umum." Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo
mengetahui sesuatu yang tidak ia ceritakan?
Sumberloading...