Please enable / Bitte aktiviere JavaScript!
Veuillez activer / Por favor activa el Javascript![ ? ]

Misteri Keberadaan Listrik di Jaman Kuno


Proposalnya sederhana. Beberapa sejarawan dan peneliti independen percaya bahwa peradaban kuno jauh lebih berteknologi maju daripada yang umumnya diterima. Secara khusus, mereka percaya bahwa beberapa sektor masyarakat memiliki akses ke listrik dan digunakan untuk tujuan praktis dan relijius.

Berikut adalah sepuluh bukti akan adanya keberadaan listrik kuno seperti yang dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com. Ikan lele listrik, bulu kucing dan efek amber dicatat dan tidak dalam sengketa. Artefak Coso hampir pasti adalah kesalahan menafsirkan bukti. Adapun sisanya … mereka juga terbuka untuk diperdebatkan.

1. GENERATOR BULU & AMBER

YUNANI KUNO.
Dengan berputarnya disk ke arah yang berlawanan muatan listrik statis bisa ditransfer ke strip foil emas untuk membuat percikan api terlihat.
Tidak dapat diragukan bahwa peradaban kuno telah mengenal listrik statis, bahkan jika anda beranggapan mereka mungkin tidak sepenuhnya memahaminya. Mereka juga menghargai kekuatan dewa petir dan karena itu mereka haruslah penasaran untuk mengamati efek ini dan direplikasi di miniatur seperti ketika bulu kucing digosok terhadap bahan-bahan tertentu di ruangan gelap. Efek listrik statis pertama kali direkam oleh seorang filsuf Yunani, Thales dari Miletus, yang hidup antara 624 SM dan 546 SM. Dia dikatakan telah bereksperimen dengan batu amber, yang orang-orang Yunani menyebutnya sebagai Elektron, dan bulu kucing untuk membuat debit listrik serta magnetisme. Dari pengamatan ini sebuah mesin sederhana yang terdiri dari dua disk berputar, satu ditutupi dengan bulu macan tutul dan satu dilapisi dengan kaca atau amber dapat terhubung ke as roda emas dan strip foil yang akan menghasilkan muatan listrik yang mampu menghasilkan percikan api beberapa inci panjangnya.

2. BELUT LISTRIK

BELUT LISTRIK atau Elektrophorus electricus, Knife Fish
Ikan Pisau Amerika Selatan mampu memberi kejutan listrik antara 500 – 600 volt listrik. Lele listrik Sungai Nil, Malapterurus electricus, yang mampu memberikan sekitar 350 volt.
Meskipun terlihat seperti belut, Electrophorus electricus sebenarnya adalah sebuah Ikan Pisau (knife Fish) yang mampu menghasilkan dan memberikan kejutan listrik yang signifikan hingga 600 volt. Orang Mesir kuno merujuk ke lele listrik, Malapterurus electricus, sebagai “guntur dari Nil” yang menunjukkan bahwa mereka telah menghubungkannya ke badai yang berpetir. Menurut berbagai sumber, Yunani dan Romawi akrab dengan makhluk-makhluk ini dan mungkin telah memeliharanya di penangkaran mereka. Catatan sejarah menunjukkan bahwa mereka tentu beternaki banyak jenis ikan eksotis baik untuk makanan dan untuk hiburan. Scribonus Largus, seorang dokter di istana Kaisar Romawi, Claudius (47AD), dilaporkan telah menulis bahwa ‘ikan torpedo’ dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Mereka digunakan untuk mematikan rasa sakit kaki penderita asam urat serta mereka yang menderita sakit kepala terus-menerus. Jika ini benar maka ini adalah penggunaan yang pertama tercatat untuk terapi kejut. Seperti baru-baru ini di tahun 2009 seorang dokter di Boston telah berhasil bereksperimen dengan arus listrik untuk memblokir migrain.

3. Baterai Baghdad

Ditemukan dalam arsip dari Museum Nasional Irak pada tahun 1938. Diyakini awalnya digali pada tahun 1936 di desa Khuyut Rabbou’a. Mampu menghasilkan antara 0,75 dan 1,1 volt.
Pada tahun 1938 Direktur Museum Nasional Irak, Wilhelm König, menemukan sejumlah pot terakota yang aneh dalam arsip museum. Masing-masing pot tingginya sekitar 13 cm dengan tutup yang terbuka 3,3 cm. Setiap pot berisi sebuah silinder tembaga terbuka dan di dalam silinder ini terdapat batang besi kecil. Artefak ini sangat mirip dengan baterai galvanik sederhana dan pada tahun 1940, Konig menerbitkan sebuah makalah ilmiah yang mengusulkan bahwa benda-benda ini mungkin menghasilkan arus listrik yang bisa digunakan untuk elektroplating benda, baik dengan emas atau perak. Mainstream arkeolog terus meragukan teori ini meskipun reproduksi menggunakan jus lemon sebagai elektrolit pun telah terbukti dapat dilakukan, dan tidak ada penjelasan yang masuk akal lainnya atas adanya besi dan tembaga dalam pot. Pot-pot ini mungkin telah dibuat selama Periode Sassanid (224 AD – 640 AD). Perdebatan terus berlanjut.

4. Mercusuar Pharos

ALEXANDRIA
Mercusuar berdiri dari tahun 247 SM sampai 1303 M ketika sebuah gempa membuatnya rusak parah. Dan pada tahun 1408 M, mecusuar ini hanya tinggal tumpukan puing yang kemudian digunakan untuk membangun sebuah benteng abad pertengahan oleh Sultan Mamluk dari Mesir Al-Asyraf Saif Al-Din Qa’it Bay, yang masih berdiri hari ini.
Dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno, pembangunan Mercusuar Pharos yang mencapai tinggi 130m mungkin dimulai sekitar 280 SM di sebuah pulau kecil di lepas pantai Alexandria, Mesir. Awalnya pembangunan ini atas perintah jenderal Macedonia, Ptolemy Soter yang menjadi penguasa Mesir setelah kematian Alexander Agung, dan selesai pada masa pemerintahan anaknya Ptolemy Philadelphos. Saat ini pulau Pharos telah menjadi bagian dari daratan dan menjadi perisai sebuah pelabuhan alami. Bangunan didirikan untuk rumah dari cahaya yang sangat terang, untuk membantu kapal kapal menemukan pelabuhan itu di malam hari. Laporan Bersejarah mengklaim bahwa cahaya dapat dilihat dari jarak sejauh hampir tiga puluh mil dan sinarnya yang begitu terang dapat menyebabkan pelaut menjadi buta dan bisa juga digunakan untuk membakar kapal musuh. Hal ini telah melahirkan teori bahwa hanya sebuah lampu listrik dan sebuah cermin cekung besar yang bisa menciptakan efek ini. Pendukung teori ini mengakui bahwa sumber energi lampu ini masih sebuah misteri, tetapi lampu listrik adalah satu-satunya penjelasan yang mungkin untuk intensitas lampu yang luar biasa.

5. Lampu Dendera

Dari sudut pandang pendukung teori ‘lampu’ balok dapat lihat muncul dari soket bunga teratai. Sebuah kabel muncul untuk menyalurkan arus dari baterai ke lampu. Di bawah lampu adalah orang-orang terlibat dalam kegiatan yang dimungkinkan oleh adanya cahaya lampu. Bentuk seperti Ular ini sering disebut sebagai filamen lampu tetapi, jika lampu adalah nyata, lebih mungkin untuk mewakili nyala cahaya. Benar atau tidak – Anda yang memutuskan
Di dalam Kuil Hathor, yang merupakan bagian dari Kompleks kuil (Tentyra) Dendera di Mesir, ada serangkaian ukiran yang banyak orang percaya menggambarkan penggunaan canggih listrik untuk menghasilkan cahaya. Item diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Pemegang Lampu
2. Kawat filamen
3. ujung filamen
4. Ujungn lampu,
5. Kabel
6,8,9,10. orang orang yang beraktifitas
7. Tempat dudukan lampu
11.Batre.
Jika sejarawan dan arkeolog percaya bahwa orang Mesir dari periode ini menggunakan listrik, maka ini mungkin akan dianggap sebagai contoh klasik. Titik selanjutnya yang sering dilupakan adalah bahwa Hathor adalah dewi yang biasanya ditampilkan dengan lingkaran matahari tergantung antara dua tanduk persis seperti cermin yang memantulkan cahaya sebuah lampu. Meskipun peralatan tersebut di gambar dengan jelas, juga harus dicatat bahwa banyak sejarawan, arkeolog dan Egyptologists membantah keras bahwa gambar itu adalah sesuatu yang lebih dari representasi sebuah ritus kesuburan didasarkan pada mitologi Mesir. Para pendukung teori ‘lampu’ sering dianggap sebagai ilmuwan pinggiran, sementara mainstream Egyptologist sering dituduh bersembunyi di balik mitos. Kedua kelompok tampaknya sangat yakin dengan pendapat mereka.

6. Mesin-Mesin Abydos

Atas Kiri: Helikopter, Kanan Atas: Hovercraft
Tengah Kanan – atas: Airship / balon
Tengah Kanan – bawah: Satelit
Kanan Bawah: Spaceship / Jet Fighter

Sekitar 450 kilometer sebelah selatan Kairo ada kota kuno yang dikenal sebagai kompleks Abydos. Komplek ini secara luas dianggap sebagai salah satu situs arkeologi paling penting di Mesir meskipun untuk beberapa alasan yang cukup berbeda. Mainstream para ahli Mesir Kuno mengenalinya sebagai situs pemujaan Osiris dan Isis, sementara pendukung listrik kuno percaya bahwa komplek ini memegang bukti yang pasti bahwa peradaban kuno secara signifikan lebih maju daripada yang banyak sejarawan akui. Alasan untuk ini adalah bahwa di dalam Aula Hypostyle Kuil Seti I ada serangkaian ukiran yang jelas menggambarkan pesawat modern, terutama helikopter dan zeppelin (balon terbang). Mainstream arkeolog mengklaim bahwa pahatan itu hanyalah sebuah kebetulan yang disebabkan oleh ukiran yang berlebih, sementara pendukung teknologi kuno mengatakan bahwa pendapat itu sebenarnya menyesatkan dan tidak meyakinkan. Selain itu, mereka menunjukkan bahwa kebetulan yang diperlukan untuk menghasilkan gambar-gambar seperti itu kemungkinannya sangat-sangat kecil atau hampir tidak mungkin.

7. Artefak Coso

Contoh dari artefak Coso
(Mungkin kasus salah identifikasi)
Dinamakan dengan nama pegunungan Coso di mana ia ditemukan di atas Danau kering Owens di tepi Dead Valley. X-ray dari artefak Coso mengungkapkan bahwa potongan tambahan pada artefak itu, menurut para Kolektor Busi Amerika, diidentifikasi sebagai bagian dari busi tahun 1920an atau sesuatu yang mirip dengan busi.
Daerah sekitar kota Olancha di California, Amerika, adalah tujuan populer untuk ‘pemburu batu’ dan menarik baik bagi profesional maupun geolog amatir. Pada hari Senin, 13 Februari 1961 tiga kolektor geode, Wallace Lane, Mike Mikesell dan Virginia Maxey menemukan sebuah spesimen menarik yang kemudian dibawa Mike Mikesell ke rumahnya dan dipotong setengah dengan berlian. Di dalam spesimen itu ia menemukan apa yang tampaknya seperti silinder keramik putih dengan inti logam kecil melalui pusatnya – singkatnya, itu mirip sebuah busi. Menurut Ms Maxey, spesimen kemudian diperiksa oleh seorang ahli geologi profesional yang memperkirakan bahwa casing spesimen itu setidaknya berusia 500.000 tahun. Identitas ahli geologi ini tidak pernah diungkapkan. Penemuan ini menimbulkan kontroversi yang signifikan dan beberapa ahli mengklaim bahwa batu itu tidak lebih dari sebuah ‘concretion’ dari karat dan fosil lokal. Mungkin karena kontroversi yang besar, para penemu menolak menampilkan atau mendiskusikan artefak/spesimen itu setelah tahaun 1969. Lokasi artefak saat ini tidak diketahui, sama seperti orang-orang yang menemukan artefak itu meskipun diyakini bahwa Lane meninggal di tahun 2008.

8. Kuil Cahaya Isis / Venus

THE LIGHT OF THE TEMPLE VENUS / ISIS
” … that there was, or is, a temple of Venus in which a candelabrum set in the open air holds a lamp, which burns so strongly that no storm or rain extinguishes it, and which is therefore called, like the stone mentioned above, the asbestos or inextinguishable lamp.”(The quotation from St. Augustine’s book The City of God, Book XXI, Chapter 6:)
Aurelius Augustinus lahir di Afrika Utara pada 354 AD dan menghabiskan sebagian besar awal kehidupannya untuk mempelajari filsafat dan studi akademis. Pada usia 32 ia menjadi seorang Kristen dan setelah beberapa waktu di Roma dia melakukan perjalanan ke Hippo Regius (sekarang dekat Annaba) di Tunisia, mana ia dibujuk untuk menjadi seorang imam pertama dan kemudian menjadi Uskup di kota itu. Di hatinya, Dia tetap seorang akademisi dan merupakan salah satu penulis paling produktif pada masanya. Dalam karyanya, City of God, (buku 11 bab 6) dia menggambarkan sebuah kuil di Mesir yang didedikasikan untuk Venus (Isis) di mana ada lampu yang memiliki dasar asbes dan benar-benar tidak terpengaruh oleh cuaca (Terjemahan yang benar di bawah gambar). Beberapa situs salah mengutip ayat ini untuk menekankan argumen sementara yang lain menunjukkan bahwa Agustinus sendiri mengunjungi kuil itu. Bahkan, Agustinus mengacu pada buku yang ditulis oleh wisatawan sebelumnya. Namun, cerita ini dianggap menarik dan cukup relevan untuk dipilih sebagai contoh oleh sang Uskup. St Agustinus menyarankan bahwa lampu itu mungkin adalah karya para pendosa atau bahkan setan setan.

9. Tabut Musa

Dikatakan memiliki kekuatan yang luar biasa. Mungkin memiliki semacam lampu. Dibahas dalam Episode 29 dari Mythbusters, sebuah program yang disiarkan Discovery Channel yang tayang perdana pada 23 Maret 2005. Tabut Perjanjian telah hilang selama berabad-abad dan mungkin telah dipndahkan atau dihancurkan dari Kuil Salomo selama penaklukan Yerusalem oleh Babilon pada tahun 587 SM
Menurut Perjanjian Lama, yang mencatat sejarah agama-agama Ibrahimi, Tuhan memanggil Musa ke Gunung Sinai dan memberinya Sepuluh Perintah tertulis pada dua loh batu. Ini daftar dari hukum ilahi yang menentukan cara bagaimana manusia menjalani kehidupan mereka. Lima dari hukum-hukum ini membentuk dasar dari semua sistem hukum modern. Untuk menyimpan tablet batu, kaum Musa membangun wadah sesuai dengan petunjuk khusus yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan. Inilah yang disebut Tabut Perjanjian dan sejak pembuatannya, banyak referensi yang tak terhitung jumlahnya mengenai ‘kekuatan’ tabut ini, seperti kemampuannya menghancurkan bangunan seperti tembok Yerikho dan untuk memancarkan sinar cahaya kadang-kadang disebut sebagai kuasa Tuhan. Berdasarkan uraian yang ditemukan dalam Perjanjian Lama sejumlah peneliti sekarang percaya bahwa sayap kerub pada tabut, mungkin bertindak seperti sebuah lampu atau sebagai dua kutub bermuatan listrik yang bisa memunculkan rasa yang ilahi. Proposal seperti ini baru-baru ini ditampilkan di Discovery Channel program Mitos Busters dan menemukan bahwa hal ini masuk akal.

10 Electroplated Artefak

GOLDEN OBYEK dari Sumeria
Adalah wajar untuk menunjukkan bahwa ada teknik yang dapat meniru elektroplating. Yang pertama adalah elektro-deposisi yang mungkin tanpa arus listrik dan proses Tumbaga yang melibatkan produksi benda emas yang tampaknya murni meskipun memiliki persentase tembaga yang tinggi.

Selama berabad-abad sejumlah artefak mulai dari koin hingga patung-patung religius kecil telah ditemukan dengan lapisan sangat tipis dari emas atau perak yang khas dari teknik elektroplating modern. Pada tahun 1938 Wilhelm König, Direktur Museum Nasional Irak, menemukan serangkaian benda-benda kecil yang sangat menyarankan penggunaan elektroplating menggunakan arus listrik daripada proses elektrokimia yang kurang efektif. Beberapa vas kecil yang bertanggal kembali 2.500 SM tampaknya telah dilapisi dan disimpan di museum Baghdad. Pada tahun 1851 arkeolog Agustus Mariette mengklaim telah menemukan benda yang terelektroplasi di penggaliav dekat Sphinx di Mesir. Pada tahun 2006 Stefano Natali dan Giuseppe Giovannelli dari Universitas Roma menemukan sebuah koin yang telah dilapisi dengan perak sekitar 250 SM yang digunakan untuk tujuan pemalsuan. Sejumlah artefak emas pra-Columbus menunjukkan jejak permukaan berlapis. Ada banyak item yang berada dalam koleksi museum museum besar tak diragukan lagi telah terelektroplasi dengan emas daripada emas atau perak itu sendiri.

sumber
loading...