Pada
suatu hari, si peneliti menemukan seekor ayam gunung di hutan. Ayam
gunung betina itu baru saja bertelur banyak sekali. Untuk penelitiannya,
diam-diam si peneliti membawa beberapa butir telur ayam gunung itu.
Sekembalinya
ke tempat penelitian, kebetulan ia mendapati ada seeekor ayam betina
kampung yang juga baru saja bertelur. Si peneliti lalu mengambil telur ayam betina kampung ini, dan menukarnya dengan telur ayam gunung itu.
Sewaktu kembali ke kandang, ayam betina kampung itu melihat bahwa telur
yang ada di sana tidak sama dengan telurnya. Dengan ragu-ragu, induk
ayam itu pun mengerami telur-telur itu. Induk ayam menjaga telur ayam
gunung dengan lemah lembut seolah sedang mengerami telur-telurnya
sendiri.
Setelah
beberapa saat, telur ayam gunung ini pun menetas. Tiba waktunya untuk
memberi makan anak-anak ayam. Induk ayam kampung membawa mereka ke dalam
hutan. Ia lalu mengais tanah dengan kakinya untuk mencari cacing-cacing
yang bersembunyi di antara tanah dan pepohonan. Setiap kali menemukan
seekor cacing, induk ayam itu memanggil anak ayam gunung untuk makan.
Si
peneliti yang mengamati tingkah laku mereka sangat terkejut. Karena
biasanya induk ayam kampung itu hanya membawa anak ayam yang baru
menetas untuk makan makanan ternak di sekitar kandang. Kali ini, rupanya
induk ayam kampung ini tahu bahwa anak-anak ayamnya ini berbeda. Induk
ayam tahu anak-anaknya ini tidak memakan makanan ternak melainkan hanya
makan makanan yang alami.
Si
peneliti belum puas. Ia lalu mengambil lagi beberapa butir telur bebek
untuk dierami sang induk ayam. Induk ayam ini tetap dengan sepenuh hati
mengerami telur-telur bebek ini hingga menetas, kemudian membawa
anak-anak bebek itu ke sungai. Induk ayam membiarkan anak-anak bebek
berenang di dalam sungai. Kedua kejadian ini membuat si peneliti
akhirnya memahami satu hal. Selama ini manusia mengira bahwa ayam adalah
makhluk yang bodoh dan tidak berperasaan, tetapi ternyata induk ayam
ini mempunyai cinta kasih dan kebijaksanaan.
----------------------------------------------------------
Pesan Master Cheng Yen:
Seekor
induk ayam saja bisa dengan penuh cinta kasih dan bijaksana
memperlakukan setiap makhluk yang berbeda. Sebagai manusia, kita
seharusnya memperlakukan semua makhluk dengan sikap yang dapat berpuas
diri, penuh syukur, hati yang bijak, dan penuh pengertian.
loading...