Seorang remaja sangat terobsesi dengan foto selfie dan menghabiskan
waktu 10 jam sehari untuk mengambil 200 foto selfie dirinya. Bahkan,
remaja bernama Danny Bowman dari Newcastle Inggris ini nyaris bunuh diri
hanya gara-gara foto selfie.
Layaknya overdosis, Danny merasa frustasi dan merasa ingin mati karena tak satupun dari foto-foto selfie yang ia ambil terlihat bagus. Remaja berusia 19 tahun ini sampai kehilangan hampir 13 kg berat bedannya dan diberhentikan dari sekolah karena tak bisa mengendalikan diri.
"Saya kehilangan teman-teman saya, pendidikan saya, kesehatan saya dan
hampir hidup saya", katanya kepada The Mirror. "Ada yang bilang hidung
saya terlalu besar untuk wajah saya dan yang lain mengkritik kulit
saya," katanya lagi.
Danny mulai memposting foto selfie di Facebook saat berusia 15. Namun
teman-temannya sering mengirim komentar kejam yang pada akhirnya
menjatuhkan harga dirinya. Ia kemudian terobsesi dan berulang kali
mengambil foto selfie untuk mendapatkan foto yang bagus dan diterima
temannya.
Danny rela menghabiskan waktunya berjam-jam untuk melihat hasil
foto-foto selfie itu, meneliti pose-pose bahkan kulitnya. "Aku mengambil
foto selfie di tempat tidur, di kamar mandi, dan sepanjang hari hingga
dini hari", ceritanya.
Danny bahkan pernah menyelinap keluar dari kelas untuk mengambil foto
selfie di kamar mandi. Dia selalu terlambat ke sekolah dan kemudian
putus sekolah. Saking terobsesinya, ia juga membatasi asupan makanan.
"Saya hanya makan apel dan semangkuk couscous (makanan tradisional
semolina yang dikukus) sehari agar lebih kurus dan mencerahkan kulit
saya", pungkasnya.
Pada bulan Desember 2012, Danny pernah mencoba bunuh diri tapi untungnya
sang ibu berhasil menyelamatkan dan membawanya ke rumah sakit. Dia
kemudian dirujuk ke salah seorang psikiater di sebuah rumah sakit di
London.
Telepon genggamnya disita selama periode waktu tertentu. Menurut
pengakuannya, sudah sekitar tujuh bulan ini Danny berhasil melawan
hasratnya untuk tidak mengambil foto selfie.
Kecanduan mengambil foto selfie diakui sejumlah psikiater sudah menjadi
permasalahan yang serius. "Ini bukan soal kesombongan, ini adalah salah
satu kesehatan mental yang memiliki tingkat bunuh diri sangat tinggi,"
kata Dr. David Veal, yang membantu Danny agar menjauhi iPhone-nya.
loading...