Please enable / Bitte aktiviere JavaScript!
Veuillez activer / Por favor activa el Javascript![ ? ]

Makanan Jin Itu Apa Sih?

Makanan Jin Itu Apa Sih?
“Dari Ibnu Mas’ud ra berkata: “Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah SAW. tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak mendapatkannya). Kami lalu berkata: “Rasulullah Saw telah diculik dan disandera”. 

Pada malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah SAW sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami lalu berkata: “Ya Rasulullah Saw, malam tadi kami betul-betul kehilangan Anda, lalu kami cari-cari kesana kemari akan tetapi kami tidak menemukan anda. Lalu kami tidur dengan sangat tidak menyenangkan”. 

Rasulullah SAW kemudian bersabda: “Malam tadi saya didatangi oleh utusan dari kelompok Jin, ia membawa saya pergi menemui kaumnya untuk mengajarkan al-Qur’an”. Ibnu Mas’ud kemudian berkata kembali: “Lalu kami diajak oleh Rasulullah untuk melihat bekas-bekas tempat dan perapian mereka (kelompok jin)”. Para jin itu kemudian bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai makanan mereka. Rasulullah SAW menjawab: “Makanan kalian itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya tidak disebutkan nama Allah serta semua tahi (kotoran) binatang ternak kalian”. Rasulullah SAW kemudian melanjutkan sabdanya: “Oleh karena itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan saudara kalian (golongan jin)” (H.R. Muslim No. 682)

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Yahya bin Sa’id berkata, telah mengabarkan kepadaku kakekku dari Abu Hurairah r.a. , bahwa dia pernah membawakan sebuah kantung air terbuat dari kulit untuk wudlu’ dan hajat Nabi s.a.w.. Dan dia mengikuti beliau dengan membawa kantung air tersebut, beliau bertanya: “Siapakah ini?”. Ia menjawab; “Saya Abu Hurairah”. Maka beliau berkata: “Carikanlah aku beberapa batu untuk aku gunakan sebagai alat bersuci dan jangan bawakan aku tulang dan kotoran hewan”. Kemudian aku datang dengan membawa beberapa batu dengan menggunakan ujung bajuku dan meletakkannya di samping beliau. Kemudian aku pergi. Ketika beliau telah selesai, aku berjalan bersama beliau bertanya; “kenapa dengan tulang dan kotoran hewan?”. Beliau menjawab: “Keduanya termasuk makanan jin. Dan sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan jin dari Nashibin, dia adalah sebaik-baik jin, lalu mereka meminta kepadaku tentang bekal. Maka aku memohon kepada Allah untuk mereka agar mereka tidak melewati tulang dan kotoran hewan melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan”. (H.R. Bukhari No. 3571)

Untuk itulah mengapa di kuburan terdapat banyak jin, karena salah satu makanan jin adalah gas yang keluar dari tulang belulang hewan dan manusia. Demikian pula jin menyenangi tempat yang kotor seperti selokan, WC, tempat sampah dan septic tank karena dari situlah jin mendapatkan makanan.

Ada kesaksian beberapa orang yang secara tidak sengaja dalam sebuah perjalanan di malam hari melihat pasar yang ramai dan ternyata menurut orang di tempat itu tidak ada pasar dan tak ada desa sama sekali. Setelah dicek keesokan harinya dilihat teryata di situ adalah selokan yang sangat kotor yang menjadi pembuangan kotoran warga di sekitarnya. Maka tidak mustahil apa yang dilihat orang itu adalah pasar kalangan jin dimana di dunia manusia ternyata adalah sebuah selokan yang kotor.

Oleh karena tulang dan tahi binatang yang kering itu adalah rejeki dan makanan jin maka Rasulullah s.a.w. pun melarang orang untuk beristinja (membersihkan dari buang air besar) menggunakan tulang dan kotoran hewan. (yaitu jika tak ada air boleh menggunakan batu dan tak boleh menggunakan tulang dan benda kering lainnya)

Telah menceritakan kepada kami Isma’il telah mengabarkan kepada kami Dawud dan Ibnu Abu Za`idah maksudnya keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Dawud dari Asy Sya’bi dari ‘Alqamah ia berkata; Aku bertanya kepada Ibnu Mas’ud; Apakah seseorang dari kalian pernah menemani Rasulullah s.a.w. pada malam gelap gulita? Lalu ia berkata; Tidak ada seorang pun dari kami yang menemani beliau tetapi kami pernah kehilangan beliau di suatu malam, lalu kami berkata; Apa yang beliau perbuat? Ia melanjutkan; Maka kami pun melewati malam yang tidak mengenakkan, orang-orang pun tidur, pada waktu awal pagi, atau ia berkata; Waktu sahur, Kami mendapatinya datang dari arah gua, lalu kami bertanya; Wahai Rasulullah, mereka menyebutkan yang terjadi pada mereka. Beliau pun bersabda: “Sesungguhnya aku didatangi penyeru dari kalangan jin, lalu aku mendatangi mereka kemudian membacakannya kepada mereka.” Ia berkata lagi; Beliau mendatangi kami dan memperlihatkan bekas mereka dan bekas api mereka. Ia berkata; Asy Sya’bi berkata; Mereka menanyakan kepada beliau tentang makanan. Ibnu Abu Za`idah berkata; Amir berkata; Mereka bertanya kepada beliau pada malam itu tentang makanan, padahal jin itu dari kalangan jin Jazirah. Maka beliau menjawab: “Setiap tulang yang disebut nama Allah atasnya yang ada pada tangan kalian, ia makan apa yang ada di atasnya yaitu daging. Dan setiap kotoran unta atau kotoran hewan berupa makanan hewan melata kalian, maka janganlah kalian beristinja’ dengan dua benda itu karena keduanya adalah makanan saudara kalian dari bangsa jin.” (H.R. Ahmad No. 3935)

Dalam hadits yang lain dikatakan jin juga ikut makan jika ada orang yang makan dengan tangan kirinya.

Dari Ibnu Umar bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya, dan apabila ia minum, maka minumlah dengan tangan kanannya, karena syaithan makan dan minum dengan tangan kirinya” (H.R. Muslim)

Demikian juga jika ada orang yang makan tanpa membaca basmalah maka syaitan dapat ikut menikmati hidangan dan dapat tinggal di rumah tersebut.

“Dari Jabir bin Abdillah bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Apabila seseorang masuk rumah, lalu ia menyebut nama Allah ketika masuk (rumah) dan ketika makan,maka syaithan akan berkata (kepada sesama syaithan lainnya): “Kalian tidak dapat menginap dan tidak bisa makan malam”. Namun apabila ia masuk rumah, dan tidak menyebut nama Allah (berdoa) ketika masuk dan makannya, syaithan akan berkata: “Nah, sekarang kalian bisa nginep dan bisa makan malam” (H.R. Muslim)

Baca Juga :
loading...