HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Virus ini memiliki kemampuan untuk berkembang biak di dalam tubuh. Seperti apa prosesnya?
HIV menyerang limfosit yang disebut sel T-4 atau sel T-Penolong (T-Helper) yang sering disebut juga sebagai sel CD-4. Sementara AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat bukan karena keturunan, tetapi disebabkan oleh virus HIV.
"AIDS itu merupaka kondisi di mana sistem imun seseorang mengalami penurunan. Jika sudah berada dalam tahap ini, maka penyakit ringan seperti flu atau diare pun bisa jadi mematikan," ujar dr Leo Indarwahono, Executive Director Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA), dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Hotel Royal Kuningan, Jl Kuningan Persada, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Bagaimana proses perkembangan virus HIV di dalam tubuh manusia?
Pertama, HIV menginjeksi sel pasien dan melepaskan gen Asam ribonukleat (RNA), kemudian oleh enzim RNA virus diubah menjadi DNA. Enzim penyambung tersebut menyatukan DNA virus ke dalam kromosom pasien dan sel yang telah terinfeksi memproduksi RNA virus baru. Gabungan protein baru yang diproduksi kemudian akan membentuk virus HIV baru dan siap menyerang sel-sel tubuh lainnya.
"Sekitar 1-3 bulan awal HIV menyerang disebut sebagai 'periode jendela' atau window period. Pada stadium kedua atau sekitar 5-10 tahun kemudian, seiring penurunan sel CD-4, maka pasien akan masuk dalam tahap HIV positif. Lalu ketika sel CD-4 di bawah 200 per mikroliter maka pasien masuk ke dalam tahap AIDS," tutur dr Leo.
Dijelaskan oleh dr Leo, walaupun pengidap HIV belum menunjukkan adanya gejala, namun ia sudah dapat menularkan kepada orang lain. Bahkan saat ia masih berada dalam tahap 'periode jendela' pun sudah sangat potensial untuk menularkan HIV.
sumber
loading...