Hadirnya
Bitcoin, mata uang digital yang cukup fluktuatif, membuat jenis mata
uang ini menjadi trend serta pilihan baru bagi transaksi di dunia
internet, Satoshi Nakamoto dikenal sebagai pencipta Bitcoin.
Berawal pada 3 Januari 2009 lalu, Satoshi Nakamoto meluncurkan 31.000 baris kode pemrograman dan mengumumkan lewat internet mata uang buatannya yang disebut Bitcoin.
Kehadiran awal Bitcoin juga ditandai oleh 50 Bitcoin pertama di dunia yang dihasilkan melalui sistem tersebut, yang kemudian hari dikenal dengan sebutan “Genesis Block”. Adalah Nakamoto sendiri yang menambang “Genesis Block” itu, pada 3 Januari 2009 lalu.
Bitcoin tidak berbentuk koin, uang kertas, perak, apalagi emas. Ia tidak terlihat secara riil. Ia hanya mata uang digital.
The Genesis Block Raw (newsbtc.com)
Mata uang yang sepenuhnya dikendalikan oleh perangkat lunak. Setiap sepuluh menit atau lebih, Bitcoin akan didistribusikan pada mereka yang melakukan “penambangan”.
Awalnya, Bitcoin populer di kalangan kriptografer, yaitu mereka yang berkecimpung dalam penelitian penyandian (kriptografi). Tak heran, kriptografi adalah pondasi tempat Bitcoin berdiri.
Di masa awalnya, Nakamoto pun aktif di komunitas kriptografer. Ia dilaporkan cukup rajin membalas postingan di berbagai forum kriptografi.
Nakamoto sempat bersuara cukup keras, saat Wikileaks hendak memanfaatkan Bitcoin untuk menerima sumbangan. Ketika itu, Nakamoto memprotes rencana itu. Menurutnya Bitcoin belum siap untuk perhatian sebesar itu.
satoshi nakamoto
Satoshi Nakamoto meluncurkan 31.000 baris kode pemrograman dan mengumumkan lewat internet mata uang buatannya yang disebut Bitcoin.
“Proyek ini butuh tumbuh perlahan agar peranti lunaknya bisa diperkuat sambil jalan. Saya mengajukan pada Wikileaks, tolong jangan gunakan bitcoin. Bitcoin adalah komunitas beta yang masih balita. Anda tak akan mendapatkan (donasi melalui bitcoin) lebih dari recehan saja, tapi dampak yang Anda bawa bisa menghancurkan kami,” tulis Nakamoto pada 5 Desember 2010.
Namun seiring waktu, mata uang digital milik Nakamoto itu makin banyak dilirik untuk transaksi digital. Popularitasnya perlahan menanjak hingga menarik perhatian kalangan yang lebih luas.
Nilai Bitcoin pun meningkat. Pada saat pertama kali diluncurkan, satu Bitcoin hanya bernilai kurang dari 1 dollar AS. Tapi pada pertengahan Desember 2013, satu Bitcoin berada pada kisaran 710 dollar AS.
Bitcoin dan Misteri Hilangnya Satoshi Nakamoto, Kemana Nakamoto?
Di balik kisah sukses mata uang digital ini, Nakamoto yang dikenal sebagai pencipta Bitcoin, ternyata memilih meninggalkan Bitcoin. Pada 12 Desember 2010, sekitar tujuh hari setelah menyampaikan pendapatnya ke Wikileaks, Nakamoto menuliskan pesan terakhir di forum.
Tentunya, ketika itu tak ada yang mengira hal itu jadi postingan terakhir Nakamoto. Ia masih cukup rutin, walau semakin jarang, membalas email penggiat Bitcoin.
Ketika itu, pimpinan pengembangan Bitcoin dipegang oleh Gavin Andresen. pengembang yang satu ini awalnya terkenal dengan situs Bitcoin Faucet (keran bitcoin) yang bertujuan membagi-bagikan 10.000 bitcoin secara gratis.
Andresen menjadi satu-satunya yang masih bisa berkomunikasi via email dengan Satoshi Nakamoto. Pada 26 April 2011, Andresen menyampaikan pesan dari sang pendiri.
“Pagi ini Satoshi menyarankan bahwa saya, dan kita (komunitas bitcoin), harus mulai untuk tidak membesar-besarkan soal keberadaan ‘pendiri yang misterius’ saat berbicara ke publik mengenai bitcoin,” tulis Andresen.
Pada April 2011, kepada rekan-rekannya, Nakamoto pun mengirim pesan bahwa ia “telah pindah mengerjakan hal-hal lain”.
Sejak saat itu, nama Nakamoto menghilang dan tidak terlacak. Upaya untuk menghubunginya yang dilakukan oleh para penggiat Bitcoin pun tak menuai hasil.
Sempat muncul spekulasi bahwa Satoshi sebenarnya adalah peneliti kriptografi terkemuka. Beberapa nama pun sempat “dicalonkan” sebagai identitas asli pria itu, namun tak ada satupun yang mengaku.
Diduga, karena Bahasa Inggris-nya yang sangat baik, Satoshi bahkan bukan berasal dari Jepang. Bahkan, ia disebut bukan hanya satu orang.
Salah satu teori yang cukup banyak diterima adalah bahwa Satoshi Nakamoto sebenarnya mewakili sebuah tim. Bitcoin disebut memiliki rancangan yang sangat baik sehingga tampaknya tak mungkin dibuat oleh satu orang saja.
Siapakah Satoshi Nakamoto sebenarnya? Tampaknya, hal itu jadi pertanyaan yang tak perlu diburu jawabannya. Hal yang lebih penting adalah melihat hasil karyanya, dan bagaimana hal itu bisa berpengaruh pada masyarakat saat ini.
Ada yang pernah menyebutkan, bahwa Satoshi Nakamoto hanyalah nama samaran yang diambil dari nama perusahaan teknologi Samsung, Toshiba, Nakamichi dan Motorola.
Namun dibalik ini semua, pasti ada sesuatu yang telah direncanakan oleh para elite dunia, mengingat keberadaan BitCoin, mata uang digital yang banyak ditentang di beberapa negara, justru didukung oleh “mereka”.
Apakah sosok Satoshi Nakamoto benar-benar ada? Apakah Satoshi Nakamoto seorang programmer suruhan para elit dibelakang layar?
Semuanya menjadi tak wajar, aneh dan misterius, mengingat sosok penemu BitCoin ini tak terekspos bahkan sebelum temuannya dikenal dunia. Konspirasi keberadaan BitCoin untuk mengacau perekonomian dunia pun makin tercium, ada apa dibalik ini semua?
Namun yang jelas, keberadaan mata uang digital BitCoin, adalah sebagai “saingan” terhadap mata uang konvensional masa kini yang lebih susah untuk “diatur oleh mereka”.
Kemudian untuk lebih mudahnya, maka mereka merancang dan membuat mata uang digital “tak tampak” ini, agar jauh lebih mudah diatur. BitCoin layaknya mata uang New World Order, mata uang digital internasional lintas negara dalam Satu Komando, BitCoin.
Jika mereka dapat berhasil mengatur cash flow atau aliran keuangan di seluruh dunia melalui BitCoin, berarti mereka dapat mengatur ekonomi dunia dengan mudahnya. Dengan begitu, maka mereka dapat “mentakdirkan” negara mana yang akan dikayakan, negara mana yang akan dimiskinkan, orang mana yang akan diuntungkan dan orang mana yang akan dimiskinkan, semuanya bisa diatur dari jauh.
Bitcoin menjadi mata uang masa depan?
Seperti yang dikutip dari newyorker.com, mata uang digital yang hadir pada Januari 2009 lalu itu, memiliki sistem yang jauh berbeda dari uang konvensional.
Bitcoin bisa dianalogikan dengan tambang emas (atau mineral berharga lainnya). Para penambang adalah mereka yang mendedikasikan sumber daya komputer untuk memecahkan persoalan matematika melalui perhitungan yang “berat”.
bit coin
Bitcoin tidak berbentuk koin, uang kertas, perak, apalagi emas. Ia tidak terlihat secara riil. Ia hanya mata uang digital.
Penambang yang dimaksud pada awalnya mungkin hanya seseorang dengan komputer rumahan. Namun saat ini, di awal 2014, proses penambangan bitcoin dilakukan melalui perangkat yang dirancang khusus dan dilakukan secara kolektif (disebut node).
Setiap 10 menit, sistem bitcoin akan menganugerahkan sejumlah unit bitcoin (25, misalnya) pada salah satu node penambang ini.
Jumlah yang ditambang per 10 menit akan turun seiring waktu, hingga habis pada lebih kurang tahun 2140 dengan jumlah total bitcoin yang bisa ditambang sebanyak 21 juta unit.
Bitcoin saat ini sedang menjadi perhatian karena dengan segenap kelebihannya yang terdesentralisasi dan tanpa ikatan dalam sistem transaksi dan kepemilikan.
Bitcoin yang dihasilkan berfungsi layaknya mata uang konvensional dan diterima sebagai produk pembayaran untuk beragam transaksi online. Akankah Bitcoin menjadi mata uang masa depan? Tetapi di sisi lain, hal ini justru menuai beragam sisi gelap mata uang digital itu.
Sisi Gelap Uang Digital Bitcoin
Konsep yang ditanamkan oleh sang penemu, Satoshi Nakamoto, bahwa Bitcoin menawarkan kepemilikan utuh tanpa perlunya ikatan dengan pihak ketiga baik dari swasta dan pemerintah, menjadi daya tarik tersendiri bagi penggunanya.
Tapi seiring berjalannya waktu, justru hal ini disadari sebagai kelemahan mata uang yang ditemukan pada 2009 ini.
Berikut beberapa sisi gelap BitCoin:
1. Sebagai ‘pencucian uang’ hasil korupsi, kriminal dan menghindari pajak
Menurut artikel di Business Insider, Bitcoin menjadi sangat berguna bagi para pelaku kejahatan yang ingin menyembunyikan uang hasil kejahatannya. Karena jika mereka menyimpan uang di bank, uang hasil kejahatannya dapat dengan mudah terlacak.
Bitcoin juga dapat disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin menyembunyikan pendapatannya dari pemerintah, dan menghindari kewajiban membayar pajak. Lantas, pendapatan negara dari pajak itu akan hilang karena uang yang tidak terlacak.
2. Mudah dicuri
Tidak hanya pada tindakan kriminal semata, kekurangan Bitcoin paling mendasar juga terjadi karena bentuknya yang tidak riil. Meskipun bentuknya tidak riil, bukan berarti Bitcoin bebas dari pencurian.
Salah satu contoh pencurian dialami oleh Sheep Marketplace, sebuah situs web ilegal jual beli obat terlarang, yang kehilangan 220 dollar AS dalam Bitcoin akibat ulah para peretas sistem komputer.
3. Ketidakstabilan Nilai
Belum lagi ketidakstabilan nilai mata uang Bitcoin jika dikonversi ke mata uang konvensional lainnya yang sangat fluktuatif. Hari ini, boleh jadi pemilik bisa sangat kaya dengan memiliki Bitcoin senilai 1.000 dollar AS. Namun, siapa yang tahu jika dikemudian hari, nilai uang tersebut hanya tersisa 50 dollar AS?
4. Mudah Lenyap
Business Insider mencatat beberapa peristiwa kecil yang menyebabkan kerugian besar bagi para pemilik Bitcoin. Seorang pria pernah kehilangan sekitar 600 dollar AS karena melakukan reset pada ponsel pintarnya dan ternyata, ia tak sengaja secara permanen menghapus dompet digital Bitcoin.
Contoh lainnya, seorang pria juga pernah kehilangan sekitar 90.000 dollar AS saat akan bertransaksi dan malah memilih tombol hapus.
Sejumlah platform online memang sedang menguji pembayaran dengan mata uang Bitcoin.
Antara lain WordPress, Reddit, Namecheap, Mega, dan Zynga. Namun, sejumlah negara malah melarang transaksi dengan Bitcoin.
Pemerintah China, contohnya, melarang semua lembaga keuangan menerima transaksi Bitcoin.
Sementara Uni Eropa menilai Bitcoin lebih mudah dicuri. Dari sisi investasi juga buruk karena nilai mata uang hanya ditentukan berdasarkan permintaan pasar serta memiliki tingkat fluktuasi tinggi.
Setelah Thailand, Singapura dan China, Giliran Malaysia Tak Akui Bitcoin
Bank sentral Malaysia memperingatkan masyarakat dalam memanfaatkan mata uang digital Bitcoin, yang belakangan ini sedang ramai diperbincangkan di dunia maya.
“Bitcoin tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah di Malaysia,” tulis bank sentral Malaysia dalam sebuah pernyataan.
“Bank sentral tidak mengatur operasi dari Bitcoin. Oleh karena itu, publik disarankan berhati-hati dari risiko yang terkait dengan penggunaan mata uang digital tersebut.”
Colbert Lau, pendiri Bitcoin Malaysia, mengaku tidak terlalu khawatir dengan penyataan bank sentral Malaysia.
“Ini mirip dengan sikap yang diambil Otoritas Moneter Singapura sebelumnya. Sementara Bank Thailand memiliki larangan langsung. Bank Negara Malaysia (BNM) tidak melarang penggunaan atau mengatakan bahwa Bitcoin ilegal,” kata Lau seperti dikutip dari The Guardian.
Bank sentral Singapura memutuskan tidak mengintervensi bisnis yang memilih menggunakan mata uang virtual Bitcoin sebagai alat pembayaran.
Menurut
Lau, pemain Bitcoin besar di Amerika Serikat dan Eropa tetap melakukan
gerak cepat untuk pasar Asia dalam beberapa bulan ke depan dan bersiap
mendirikan cabang.
Sebelum, pada Desember 2013, bank sentral China mengatakan Bitcoin “tidak memiliki arti nyata” dan tidak memiliki perlindungan hukum. Peringatan pemerintah China diikuti dengan larangan proses transaksi menggunakan Bitcoin oleh pihak ketiga dan lembaga keuangan.
Pengumuman yang dilontarkan bank sentral China sempat membuat nilai Bitcoin anjlok. Namun, masyarakat China masih dibebaskan memanfaatkan Bitcoin dengan risiko yang ditanggung sendiri.
Sejumlah platform online memang sedang menguji pembayaran dengan mata uang Bitcoin, antara lain WordPress, Reddit, Namecheap, Mega, dan Zynga. Namun, sejumlah negara malah melarang transaksi dengan Bitcoin.
Uni Eropa menilai Bitcoin lebih mudah curi. Dari sisi investasi juga buruk karena nilai mata uang hanya dintentukan berdasarkan permintaan pasar serta memiliki tingkat fluktuasi tinggi.
Sumber
Berawal pada 3 Januari 2009 lalu, Satoshi Nakamoto meluncurkan 31.000 baris kode pemrograman dan mengumumkan lewat internet mata uang buatannya yang disebut Bitcoin.
Kehadiran awal Bitcoin juga ditandai oleh 50 Bitcoin pertama di dunia yang dihasilkan melalui sistem tersebut, yang kemudian hari dikenal dengan sebutan “Genesis Block”. Adalah Nakamoto sendiri yang menambang “Genesis Block” itu, pada 3 Januari 2009 lalu.
Bitcoin tidak berbentuk koin, uang kertas, perak, apalagi emas. Ia tidak terlihat secara riil. Ia hanya mata uang digital.
Mata uang yang sepenuhnya dikendalikan oleh perangkat lunak. Setiap sepuluh menit atau lebih, Bitcoin akan didistribusikan pada mereka yang melakukan “penambangan”.
Awalnya, Bitcoin populer di kalangan kriptografer, yaitu mereka yang berkecimpung dalam penelitian penyandian (kriptografi). Tak heran, kriptografi adalah pondasi tempat Bitcoin berdiri.
Di masa awalnya, Nakamoto pun aktif di komunitas kriptografer. Ia dilaporkan cukup rajin membalas postingan di berbagai forum kriptografi.
Nakamoto sempat bersuara cukup keras, saat Wikileaks hendak memanfaatkan Bitcoin untuk menerima sumbangan. Ketika itu, Nakamoto memprotes rencana itu. Menurutnya Bitcoin belum siap untuk perhatian sebesar itu.
satoshi nakamoto
Satoshi Nakamoto meluncurkan 31.000 baris kode pemrograman dan mengumumkan lewat internet mata uang buatannya yang disebut Bitcoin.
“Proyek ini butuh tumbuh perlahan agar peranti lunaknya bisa diperkuat sambil jalan. Saya mengajukan pada Wikileaks, tolong jangan gunakan bitcoin. Bitcoin adalah komunitas beta yang masih balita. Anda tak akan mendapatkan (donasi melalui bitcoin) lebih dari recehan saja, tapi dampak yang Anda bawa bisa menghancurkan kami,” tulis Nakamoto pada 5 Desember 2010.
Namun seiring waktu, mata uang digital milik Nakamoto itu makin banyak dilirik untuk transaksi digital. Popularitasnya perlahan menanjak hingga menarik perhatian kalangan yang lebih luas.
Nilai Bitcoin pun meningkat. Pada saat pertama kali diluncurkan, satu Bitcoin hanya bernilai kurang dari 1 dollar AS. Tapi pada pertengahan Desember 2013, satu Bitcoin berada pada kisaran 710 dollar AS.
Bitcoin dan Misteri Hilangnya Satoshi Nakamoto, Kemana Nakamoto?
Di balik kisah sukses mata uang digital ini, Nakamoto yang dikenal sebagai pencipta Bitcoin, ternyata memilih meninggalkan Bitcoin. Pada 12 Desember 2010, sekitar tujuh hari setelah menyampaikan pendapatnya ke Wikileaks, Nakamoto menuliskan pesan terakhir di forum.
Tentunya, ketika itu tak ada yang mengira hal itu jadi postingan terakhir Nakamoto. Ia masih cukup rutin, walau semakin jarang, membalas email penggiat Bitcoin.
Ketika itu, pimpinan pengembangan Bitcoin dipegang oleh Gavin Andresen. pengembang yang satu ini awalnya terkenal dengan situs Bitcoin Faucet (keran bitcoin) yang bertujuan membagi-bagikan 10.000 bitcoin secara gratis.
Andresen menjadi satu-satunya yang masih bisa berkomunikasi via email dengan Satoshi Nakamoto. Pada 26 April 2011, Andresen menyampaikan pesan dari sang pendiri.
“Pagi ini Satoshi menyarankan bahwa saya, dan kita (komunitas bitcoin), harus mulai untuk tidak membesar-besarkan soal keberadaan ‘pendiri yang misterius’ saat berbicara ke publik mengenai bitcoin,” tulis Andresen.
Pada April 2011, kepada rekan-rekannya, Nakamoto pun mengirim pesan bahwa ia “telah pindah mengerjakan hal-hal lain”.
Sejak saat itu, nama Nakamoto menghilang dan tidak terlacak. Upaya untuk menghubunginya yang dilakukan oleh para penggiat Bitcoin pun tak menuai hasil.
Sempat muncul spekulasi bahwa Satoshi sebenarnya adalah peneliti kriptografi terkemuka. Beberapa nama pun sempat “dicalonkan” sebagai identitas asli pria itu, namun tak ada satupun yang mengaku.
Diduga, karena Bahasa Inggris-nya yang sangat baik, Satoshi bahkan bukan berasal dari Jepang. Bahkan, ia disebut bukan hanya satu orang.
Salah satu teori yang cukup banyak diterima adalah bahwa Satoshi Nakamoto sebenarnya mewakili sebuah tim. Bitcoin disebut memiliki rancangan yang sangat baik sehingga tampaknya tak mungkin dibuat oleh satu orang saja.
Siapakah Satoshi Nakamoto sebenarnya? Tampaknya, hal itu jadi pertanyaan yang tak perlu diburu jawabannya. Hal yang lebih penting adalah melihat hasil karyanya, dan bagaimana hal itu bisa berpengaruh pada masyarakat saat ini.
Ada yang pernah menyebutkan, bahwa Satoshi Nakamoto hanyalah nama samaran yang diambil dari nama perusahaan teknologi Samsung, Toshiba, Nakamichi dan Motorola.
Namun dibalik ini semua, pasti ada sesuatu yang telah direncanakan oleh para elite dunia, mengingat keberadaan BitCoin, mata uang digital yang banyak ditentang di beberapa negara, justru didukung oleh “mereka”.
Apakah sosok Satoshi Nakamoto benar-benar ada? Apakah Satoshi Nakamoto seorang programmer suruhan para elit dibelakang layar?
Semuanya menjadi tak wajar, aneh dan misterius, mengingat sosok penemu BitCoin ini tak terekspos bahkan sebelum temuannya dikenal dunia. Konspirasi keberadaan BitCoin untuk mengacau perekonomian dunia pun makin tercium, ada apa dibalik ini semua?
Namun yang jelas, keberadaan mata uang digital BitCoin, adalah sebagai “saingan” terhadap mata uang konvensional masa kini yang lebih susah untuk “diatur oleh mereka”.
Kemudian untuk lebih mudahnya, maka mereka merancang dan membuat mata uang digital “tak tampak” ini, agar jauh lebih mudah diatur. BitCoin layaknya mata uang New World Order, mata uang digital internasional lintas negara dalam Satu Komando, BitCoin.
Jika mereka dapat berhasil mengatur cash flow atau aliran keuangan di seluruh dunia melalui BitCoin, berarti mereka dapat mengatur ekonomi dunia dengan mudahnya. Dengan begitu, maka mereka dapat “mentakdirkan” negara mana yang akan dikayakan, negara mana yang akan dimiskinkan, orang mana yang akan diuntungkan dan orang mana yang akan dimiskinkan, semuanya bisa diatur dari jauh.
Bitcoin menjadi mata uang masa depan?
Seperti yang dikutip dari newyorker.com, mata uang digital yang hadir pada Januari 2009 lalu itu, memiliki sistem yang jauh berbeda dari uang konvensional.
Bitcoin bisa dianalogikan dengan tambang emas (atau mineral berharga lainnya). Para penambang adalah mereka yang mendedikasikan sumber daya komputer untuk memecahkan persoalan matematika melalui perhitungan yang “berat”.
bit coin
Bitcoin tidak berbentuk koin, uang kertas, perak, apalagi emas. Ia tidak terlihat secara riil. Ia hanya mata uang digital.
Penambang yang dimaksud pada awalnya mungkin hanya seseorang dengan komputer rumahan. Namun saat ini, di awal 2014, proses penambangan bitcoin dilakukan melalui perangkat yang dirancang khusus dan dilakukan secara kolektif (disebut node).
Setiap 10 menit, sistem bitcoin akan menganugerahkan sejumlah unit bitcoin (25, misalnya) pada salah satu node penambang ini.
Jumlah yang ditambang per 10 menit akan turun seiring waktu, hingga habis pada lebih kurang tahun 2140 dengan jumlah total bitcoin yang bisa ditambang sebanyak 21 juta unit.
Bitcoin saat ini sedang menjadi perhatian karena dengan segenap kelebihannya yang terdesentralisasi dan tanpa ikatan dalam sistem transaksi dan kepemilikan.
Bitcoin yang dihasilkan berfungsi layaknya mata uang konvensional dan diterima sebagai produk pembayaran untuk beragam transaksi online. Akankah Bitcoin menjadi mata uang masa depan? Tetapi di sisi lain, hal ini justru menuai beragam sisi gelap mata uang digital itu.
Sisi Gelap Uang Digital Bitcoin
Konsep yang ditanamkan oleh sang penemu, Satoshi Nakamoto, bahwa Bitcoin menawarkan kepemilikan utuh tanpa perlunya ikatan dengan pihak ketiga baik dari swasta dan pemerintah, menjadi daya tarik tersendiri bagi penggunanya.
Tapi seiring berjalannya waktu, justru hal ini disadari sebagai kelemahan mata uang yang ditemukan pada 2009 ini.
Berikut beberapa sisi gelap BitCoin:
1. Sebagai ‘pencucian uang’ hasil korupsi, kriminal dan menghindari pajak
Menurut artikel di Business Insider, Bitcoin menjadi sangat berguna bagi para pelaku kejahatan yang ingin menyembunyikan uang hasil kejahatannya. Karena jika mereka menyimpan uang di bank, uang hasil kejahatannya dapat dengan mudah terlacak.
Bitcoin juga dapat disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin menyembunyikan pendapatannya dari pemerintah, dan menghindari kewajiban membayar pajak. Lantas, pendapatan negara dari pajak itu akan hilang karena uang yang tidak terlacak.
2. Mudah dicuri
Tidak hanya pada tindakan kriminal semata, kekurangan Bitcoin paling mendasar juga terjadi karena bentuknya yang tidak riil. Meskipun bentuknya tidak riil, bukan berarti Bitcoin bebas dari pencurian.
Salah satu contoh pencurian dialami oleh Sheep Marketplace, sebuah situs web ilegal jual beli obat terlarang, yang kehilangan 220 dollar AS dalam Bitcoin akibat ulah para peretas sistem komputer.
3. Ketidakstabilan Nilai
Belum lagi ketidakstabilan nilai mata uang Bitcoin jika dikonversi ke mata uang konvensional lainnya yang sangat fluktuatif. Hari ini, boleh jadi pemilik bisa sangat kaya dengan memiliki Bitcoin senilai 1.000 dollar AS. Namun, siapa yang tahu jika dikemudian hari, nilai uang tersebut hanya tersisa 50 dollar AS?
4. Mudah Lenyap
Business Insider mencatat beberapa peristiwa kecil yang menyebabkan kerugian besar bagi para pemilik Bitcoin. Seorang pria pernah kehilangan sekitar 600 dollar AS karena melakukan reset pada ponsel pintarnya dan ternyata, ia tak sengaja secara permanen menghapus dompet digital Bitcoin.
Contoh lainnya, seorang pria juga pernah kehilangan sekitar 90.000 dollar AS saat akan bertransaksi dan malah memilih tombol hapus.
Sejumlah platform online memang sedang menguji pembayaran dengan mata uang Bitcoin.
Antara lain WordPress, Reddit, Namecheap, Mega, dan Zynga. Namun, sejumlah negara malah melarang transaksi dengan Bitcoin.
Pemerintah China, contohnya, melarang semua lembaga keuangan menerima transaksi Bitcoin.
Sementara Uni Eropa menilai Bitcoin lebih mudah dicuri. Dari sisi investasi juga buruk karena nilai mata uang hanya ditentukan berdasarkan permintaan pasar serta memiliki tingkat fluktuasi tinggi.
Setelah Thailand, Singapura dan China, Giliran Malaysia Tak Akui Bitcoin
Bank sentral Malaysia memperingatkan masyarakat dalam memanfaatkan mata uang digital Bitcoin, yang belakangan ini sedang ramai diperbincangkan di dunia maya.
“Bitcoin tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah di Malaysia,” tulis bank sentral Malaysia dalam sebuah pernyataan.
“Bank sentral tidak mengatur operasi dari Bitcoin. Oleh karena itu, publik disarankan berhati-hati dari risiko yang terkait dengan penggunaan mata uang digital tersebut.”
Colbert Lau, pendiri Bitcoin Malaysia, mengaku tidak terlalu khawatir dengan penyataan bank sentral Malaysia.
“Ini mirip dengan sikap yang diambil Otoritas Moneter Singapura sebelumnya. Sementara Bank Thailand memiliki larangan langsung. Bank Negara Malaysia (BNM) tidak melarang penggunaan atau mengatakan bahwa Bitcoin ilegal,” kata Lau seperti dikutip dari The Guardian.
Bank sentral Singapura memutuskan tidak mengintervensi bisnis yang memilih menggunakan mata uang virtual Bitcoin sebagai alat pembayaran.
Sebelum, pada Desember 2013, bank sentral China mengatakan Bitcoin “tidak memiliki arti nyata” dan tidak memiliki perlindungan hukum. Peringatan pemerintah China diikuti dengan larangan proses transaksi menggunakan Bitcoin oleh pihak ketiga dan lembaga keuangan.
Pengumuman yang dilontarkan bank sentral China sempat membuat nilai Bitcoin anjlok. Namun, masyarakat China masih dibebaskan memanfaatkan Bitcoin dengan risiko yang ditanggung sendiri.
Sejumlah platform online memang sedang menguji pembayaran dengan mata uang Bitcoin, antara lain WordPress, Reddit, Namecheap, Mega, dan Zynga. Namun, sejumlah negara malah melarang transaksi dengan Bitcoin.
Uni Eropa menilai Bitcoin lebih mudah curi. Dari sisi investasi juga buruk karena nilai mata uang hanya dintentukan berdasarkan permintaan pasar serta memiliki tingkat fluktuasi tinggi.
Sumber
loading...