Sepak
terjang ilmuwan dalam dunia sains memang menjadi ujung tombak dan
memengang peranan penting dalam membangun konsep, teori dan khasanah
dunia sains. Banyak dari mereka mengabdikan hidup untuk meneliti dan
mempublikasikan pada masyarakat umum. Namun tak sedikit dari mereka
melontarkan peryataan-pernyataan yang bersifat kontoversial.
Di antara banyak pernyataan ilmuwan dalam beberapa artikel, berikut beberapa yang paling populer, Seperti di lansir NationalGeographic.co.id
1. Stephen Hawking : Manusia bisa hidup abadi
Dalam wawancara dengan The Guardian, Hawking yang terkenal lewat buku A Brief History of Time serta M-Theory menyatakan bahwa manusia bisa hidup abadi.
"Saya pikir
otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara
teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan
mendukung bentuk kehidupan setelah mati," katanya.
"Saya pikir
kehidupan setelah mati secara konvensional adalah dongeng untuk
orang-orang yang takut pada kegelapan," imbuhnya seperti dikutip The Guardian, 21 September 2013.
2. Hasan Djafar : Nusantara bukan wilayah Majapahit
Diyakini banyak
orang, Majapahit punya wilayah Nusantara yang teritorinya seperti
Republik Indonesia. Namun, Hasan Djafar, seorang ahli arkeologi,
epigrafi, dan sejarah kuno, mengatakan, "Itu omong kosong!"
”Sayang sekali banyak ahli sejarah menafsirkan bahwa Nusantara itulah wilayah Majapahit!” serunya.
Menurutnya,
makna ”nusa” adalah ”pulau-pulau atau daerah”, sedangkan ”antara” adalah
”yang lain”. Jadi, Nusantara pada masa Majapahit diartikan sebagai
”daerah-daerah yang lain” karena kenyataannya memang di luar wilayah
Majapahit.
3. Surono : Kalau letusan Samalas terulang, Indonesia porak poranda
Gunung Samalas
yang dahulu terletak satu kompleks dengan Gunung Rinjani pernah meletus
dahsyat pada tahun 1257. Letusannya mencapai skala 7, 1.000 kali lebih
kuat dari letusan Merapi tahun 2010.
Bila letusan
gunung yang kini punya "anak", yaitu Gunung Barujari, itu terulang pada
masa modern, dampaknya tak terkirakan. Letusan Merapi saja sudah mampu
membuat 1.000 orang mengungsi.
"Kalau letusan
seperti Samalas terulang, yang bisa dibayangkan adalah porak poranda.
Semua penerbangan lumpuh, tidak beroperasi. Kerugiannya besar," demikian
kata Surono (4/12).
4. Iskandar Zulkarnain : Sumatra bukan sepenuhnya bagian Eurasia
Sebelumnya,
Sumatra diyakini merupakan tepian benua Eurasia. Namun, peneliti
geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Iskandar Zulkarnain,
mengatakannya tidak.
"Sumatra bukan sepenuhnya bagian dari lempeng benua Eurasia," katanya dalam orasinya sebagai guru besar Agustus 2013 lalu.
Berdasarkan riset Iskandar, wilayah barat Sumatra sebenarnya adalah busur kepulauan, tersusun atas lempeng samudera.
"Batasnya adalah sesar Sumatra," tuturnya.
5. Chris Hadfield : 40 tahun lagi, Manusia bisa hidup di Bulan
Chris Hadfield
sejatinya adalah seorang astronot Badan Penerbangan dan Antariksa
Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa mimpi manusia untuk tinggal di
Bulan akan segera menjadi kenyataan dalam 40 tahun lagi.
"Saya pikir
dalam masa hidup saya kita akan melihat basis permanen di Bulan. Memulai
tinggal di Bulan akan membantu kita mengeksplorasi antariksa lebih
baik," imbuh Hadfield seperti dikutip Telegraph (16/12).
6. Reza Aslan : Yesus tidak lahir di Bethlehem
Reza Aslan, penulis buku Zealot : The Life and Times of Jesus of Nazareth mengatakan, Yesus tidak lahir di kandang dan Bethlehem.
"Cerita (bahwa Yesus lahir di Nazareth dan di sebuah kandang domba)
sendiri tidak pernah dimaksudkan sebagai catatan sejarah kelahiran
Yesus. Cerita itu dimaksudkan sebagai argumen akan siapa Yesus saat
itu," kata Aslan seperti dikutip Huffington Post, Sabtu (14/12).
"Dia lahir di rumah dengan keluarganya ada di sampingnya," imbuhnya.
loading...