Kalian semua mungkin sebagian besar sudah pernah lihat tambak garam yang ada di Indonesia kan. Mungkin lihat eksklusif di TKP eksklusif atau sekedar liat di media massa. Salah satu daerah penghasil garam di Indonesia yakni pulau Madura. Kalian akan dengan mudah menemukan hamparan tambak garam yang aneka macam ditemukan di sepanjang area-area akrab pesisir pantai.
Mungkin sudah tidak heran dan bosan juga melihat pemandangan tambak garam di Indonesia , terlebih yang tinggal di daerah produksi garam. Tumpukan gunung-gunung garam hasil panen dari tambak menyerupai gambar di atas tidak ada apa-apanya bila dibandingkan gunung garam yang beri nama Monte Kali , yang terletak di Wintershall , Jerman.
Gunung garam Monte Kali ini mempunyai luas 55 Hektar dengan berat total 150 Juta Ton tumpukan garam. Berada di 530 meter di atas permukaan air laut dan memiliki tinggi lebih dari 200 meter. Tumpukan garam yang menyusun gunung buatan Monte Kali bukanlah jenis garam yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari sebagai materi bumbu olahan makanan.
Tumpukan garam di Monte Kali tersebut dikategorikan sebagai 'sampah garam' yang merupakan sisa pengolahan tambang potash di Wintershall. Tumpukan garam tersebut mengandung 96% sodium chloride.
Proses pembentukan gunung garam Monte Kali dimulai pada tahun 1973. Untuk menumpuk garam sampah tersebut digunakan mesin conveyor sepanjang 1 ,5 km untuk mengangkut garam sampah tersebut ke puncak gunung dan meratakannya.
Terletak di perbatasan dengan negara bab Thuringia , Monte Kali menjulang tinggi diatas Heringen dan menjadi atraksi populer. Lebih dari 10.000 pengunjung mendaki gunung garam ini setiap tahun. Tapi Monte Kali dan tumpukan limbah garam lainnya di wilayah ini telah merusak lingkungan. Sejumlah besar garam merembes ke dalam tanah mencemari tanah , sungai dan air tanah.
Tanah sekitarnya telah menjadi hampir tandus dan hanya tanaman-tanaman halofit yang tahan terhadap kadar garam yang tinggi yang dapat tumbuh di sana. Sungai Werra sungai juga telah menjadi tidak ramah untuk organisme air tawar.
Berikut ini kumpulan foto-fotonya :
Mungkin sudah tidak heran dan bosan juga melihat pemandangan tambak garam di Indonesia , terlebih yang tinggal di daerah produksi garam. Tumpukan gunung-gunung garam hasil panen dari tambak menyerupai gambar di atas tidak ada apa-apanya bila dibandingkan gunung garam yang beri nama Monte Kali , yang terletak di Wintershall , Jerman.
Gunung garam Monte Kali ini mempunyai luas 55 Hektar dengan berat total 150 Juta Ton tumpukan garam. Berada di 530 meter di atas permukaan air laut dan memiliki tinggi lebih dari 200 meter. Tumpukan garam yang menyusun gunung buatan Monte Kali bukanlah jenis garam yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari sebagai materi bumbu olahan makanan.
Tumpukan garam di Monte Kali tersebut dikategorikan sebagai 'sampah garam' yang merupakan sisa pengolahan tambang potash di Wintershall. Tumpukan garam tersebut mengandung 96% sodium chloride.
Terletak di perbatasan dengan negara bab Thuringia , Monte Kali menjulang tinggi diatas Heringen dan menjadi atraksi populer. Lebih dari 10.000 pengunjung mendaki gunung garam ini setiap tahun. Tapi Monte Kali dan tumpukan limbah garam lainnya di wilayah ini telah merusak lingkungan. Sejumlah besar garam merembes ke dalam tanah mencemari tanah , sungai dan air tanah.
Tanah sekitarnya telah menjadi hampir tandus dan hanya tanaman-tanaman halofit yang tahan terhadap kadar garam yang tinggi yang dapat tumbuh di sana. Sungai Werra sungai juga telah menjadi tidak ramah untuk organisme air tawar.
Berikut ini kumpulan foto-fotonya :
Wah gimana tertarik , mungkin inilah satu-satunya gunung yang rasanya asin. hehe.
loading...