Freeport (foto : cahayareformasi.com) |
Namun , di tengah ketirnya suasana teror yang menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu , tampaknya masyarakat Indonesia melupakan suatu kegiatan penting. Kamis , 14 Januari 2016 merupakan batas waktu untuk penawaran saham (disvestasi) PT Freeport Indonesia.
Saat itu merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengambil alih Freeport , salah satu perusahaan tambang terbesar milik Amerika Serikat. Direktur Utama PT Antam (Persero) menyatakan bahwa menurunnya harga komoditas tambang mampu jadi kesempatan yang baik untuk mengambil alih Freeport.
Dilansir Indonesian Times , divestasi PT Freeport akan dilakukan secara bertahap. Untuk ketika ini Freeport harus menyerahkan sahamnya sebesar 10 ,64% , sedangkan di tahun 2019 sekitar 10%.
Agenda tersebut seolah terlupakan alasannya ialah pada waktu yang bersamaan , 14 Januari 2016 , serangan ledakan bom menggemparkan warga , Indonesia khususynya.
Hal ini menimbulkan banyak netizen yang menerka ada kaitan antara kasus bom Sarinah dengan PT Freeport Indonesia. Dengan kata lain , insiden bom ini merupakan pengalihan kasus PT Freeport.
Belum lagi , malam sebelum peristiwa serangan bom (13 Januari) , seorang pengguna media umum Twitter mengingatkan wacana kegiatan disvestasi tersebut. Ia juga menambahkan bahwa mampu jadi ada pengalihan berita atas kasus Freeport tersebut.
loading...